Kamis, 19 Maret 2015

Selembar Surat Kenangan


Malam ini hujan turun lagi. Tak lupa kututup jendela kamar dan ruang tamu yang ada dirumahku.Tak lupa juga pintu rumah yang selalu  terkarut dengan rapatnya.
Diluar sana, angin bertiup dengan kencangnya, seakan menggoyangkan pepohonan yang ada. Kini, waktu sudah larut malam, dimana saatnya untuk meletakkan badan diatas kasur untuk beristirahat.

Tok..tok..tok...

Terdengar seperti ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu depan. Kuingat kedua orang tuaku sedang pergi kerumah nenek, Kini hanya aku saja yang ada dirumah ini. Lantas? siapa yang mengetuk-ngetuk pintu? Apakah tamu? Tetapi, malam-malam gini mana ada orang yang bertamu? (terlintas rasa mustahil dipikiranku).
Ketika kubuka pintu depan, ternyata tidak ada orang diluar sana. “ohh mungkin hanya orang iseng, ataupun tiupan angin yang kencang” pikirku dengan cepat dan bergegas ke kamar untuk tidur.

Bbrruuukk..

Kututup pintu kamar dengan kerasnya. Tiba-tiba, kotak kecil dari atas pintu jatuh kelantai. Akupun bingung akan kotak ini, siapa yang telah meletakkan kotak berwarna merah dengan tali pita diatas pintu kamarku? Apa mungkin ini punya Ibu?. Akan kutanyakan pada Ibu besok, jika Ibu sudah pulang dari rumah nenek.

Malam ini aku tidak bisa tidur. Tak lupa kotak merah tadi, kuletakkan diatas meja belajarku. Kutunggu-tunggu kedatangan Ibu dan Ayah pada malam ini. Namun, mereka belum juga sampai..
Rumah kini terasa hening ketika semua penghuninya sedang pergi. Rasa takut muncul ketika malam mulai larut. Kutelepon Ibu, namun Ibu hanya mengatakan “sebentar lagi Ibu sampai dirumah”. sudah 1 jam aku menunggu Ibu dirumah, namun tak sampai-sampai juga mereka dirumah.

Sekitar jam 12 malam, Ibu sampai dirumah bersama Ayah. Setelah mencium tangan mereka, aku segera berlari ke kamar untuk mengambil kotak berwarna merah dengan tali pita itu, lalu menanyakannya kepada Ibu.

Ketika kutanyakan kepada Ibu, Ibu malah menjawabnya “tidak tahu, Ibu hanya menemukan kotak itu 2 minggu yang lalu di teras rumah. Ibu pikir ini milikmu San? Makanya Ibu taruh kotak ini di kamarmu”.

Lantas ini punya siapa? Dan untuk siapa? Aku benar-benar tidak mengetahuinya. Karena di kotak ini tidak ada nama pengirim dan orang yang ditujunya. Aku segera masuk ke kamar. Dengan rasa penasaran, kuletakkan kotak itu diatas kasur.Kulihat lagi kotak itu dengan perlahan-lahan. Bola mataku tak kuasa melihat kotak itu. rasanya ingin aku buka.  

“Akan aku buka kotak ini” pikirku. Disetiap jari-jari tangan ini membuka bungkusnya, tak lupa selalu aku ucapkan “bissmillah hirrahman nirrahim” agar aku selamat, jika isi kotak ini berbahaya.

Ketika kubuka, ternyata kotak ini berisikan sekuntum mawar merah, tak lupa foto-foto dan sebuah surat yang  sangat rapih dengan menggunakan tinta berwarna hitam.
Kuambil mawar itu, namun mawar ini telah layu. "Mungkin sudah terlalu lama, kurang lebihnya hampir 2 minggu berada didalam kotak ini", Pikirku.

 Tak lupa kulihat foto-foto yang ada didalam kotak ini. Ternyata, ini adalah foto-fotoku sewaktu SMK. “siapa yang telah mengirim kotak ini? Apa mungkin temanku sewaktu SMK” segala pertanyaan muncul di dalam hati ini, seakan-akan menutup kesunyian dimalam itu.

Akibat kebanyakan memikirkan “siapa pengirim kotak ini” aku hampir saja melupakan sebuat surat yang ada di dalamnya.
Kuambil selembar kertas itu dan kubawa kedepan jendela kamar untuk kubaca.

Hay San, apa kabar? Sudah lama kita tidak pernah bertemu. Kira-kira sudah  2 tahun lamanya, semenjak acara kelulusan pada malam itu. Kulihat waktu itu, kau mengenakan gaun berwarna merah. Rambutmu selalu diurai dengan menggunakan pita kecil diatasnya (agar sedikit menghiasi rambutmu). Hal itu selalu kuingat, karena itu merupakan ciri khasmu sewaktu kamu masih sekolah.

Dari kejauhan, selalu kuamati dirimu. Nampaknya, dirimu telah membawa diriku ini untuk mengenal jauh tentangmu. Namun, mulut ini tak berdaya. Ketika aku tidak sengaja menabrakmu di dekat meja makan. Aku ingin sekali mengungkapkan rasa cinta ini. Namun, lagi-lagi mulut ini tak berdaya, ketika aku melihat kedua matamu yang indah itu.

Kini aku melanjutkan kuliah di Australia. Aku sengaja mengirimkan surat ini kerumahmu, ketika aku berkunjung ke Indonesia menemui nenek yang sedang sakit.

Bagaimana kabarmu sekarang? Aku akan menemuimu ketika aku sudah lulus kuliah. Aku akan datang bersama kedua orangtuaku ke rumahmu, untuk melamarmu .

Simpan baik-baik surat ini ya, selalu menjaganya dan merawatnya agar tidak lesu dan tidak hilang.
 Selamat tinggal dan sampai jumpa..."

                                                                                                                                         Roy Lesmana

Ketika kubaca surat itu, ternyata surat itu untukku dari Roy, teman waktu SMK. Aku memang jelas masih teringat kejadian malam itu, ketika acara perpisahan disekolah. Roy tidak sengaja menabrakku dan dia juga menolongku, serta mengantarku sampai rumah.

Kuingat-ingat...  dulu aku pernah menyukai Roy. Iya aku menyukainya, sangat-sangat menyukainya. Namun, aku tidak berani menyatakannya, karena aku perempuan. Aku ingin dia yang memulainya, memulai menyatakan cintanya kepadaku. Namun telah lama kutunggu, dia tidak menyatakan itu semua.

Bertahun-tahun lamanya aku memendam rasa cinta ini, sampai-sampai aku sendiri  lupa akan cinta itu dan kenangan itu seiring jalannya waktu. Kini, dia datang lagi dengan membawa kehidupannya dimasa yang akan datang.

Segala pemberian Roy, telah mengingatkanku diwaktu SMK dan Semua kenangannya, dimana aku dan Roy selalu mencuri-curi perhatian satu sama lain. Sampai sekarang aku telah menantinya, tidak lupa kotak dan semua isinya akan kusimpan selalu di kamarku hingga saatnya nanti aku dan Roy dipertemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar