Malam ini hujan
turun lagi. Tak lupa kututup jendela kamar dan ruang tamu yang ada dirumahku.Tak lupa juga pintu rumah yang selalu terkarut dengan rapatnya.
Diluar sana, angin
bertiup dengan kencangnya, seakan menggoyangkan pepohonan yang ada. Kini, waktu
sudah larut malam, dimana saatnya untuk meletakkan badan diatas kasur untuk
beristirahat.
Tok..tok..tok...
Terdengar seperti
ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu depan. Kuingat kedua orang tuaku sedang
pergi kerumah nenek, Kini hanya aku saja yang ada dirumah ini. Lantas? siapa
yang mengetuk-ngetuk pintu? Apakah tamu? Tetapi, malam-malam gini mana ada
orang yang bertamu? (terlintas rasa mustahil dipikiranku).
Ketika kubuka pintu
depan, ternyata tidak ada orang diluar sana. “ohh
mungkin hanya orang iseng, ataupun tiupan angin yang kencang” pikirku
dengan cepat dan bergegas ke kamar untuk tidur.
Bbrruuukk..
Kututup pintu kamar
dengan kerasnya. Tiba-tiba, kotak kecil dari atas pintu jatuh kelantai. Akupun
bingung akan kotak ini, siapa yang telah meletakkan kotak berwarna merah dengan
tali pita diatas pintu kamarku? Apa mungkin ini punya Ibu?. Akan kutanyakan
pada Ibu besok, jika Ibu sudah pulang dari rumah nenek.
Malam ini aku tidak
bisa tidur. Tak lupa kotak merah tadi, kuletakkan diatas meja belajarku.
Kutunggu-tunggu kedatangan Ibu dan Ayah pada malam ini. Namun, mereka belum
juga sampai..
Rumah kini terasa
hening ketika semua penghuninya sedang pergi. Rasa takut muncul ketika malam
mulai larut. Kutelepon Ibu, namun Ibu hanya mengatakan “sebentar lagi Ibu sampai dirumah”. sudah 1
jam aku menunggu Ibu dirumah, namun tak sampai-sampai juga mereka dirumah.
Sekitar jam 12
malam, Ibu sampai dirumah bersama Ayah. Setelah mencium tangan mereka, aku
segera berlari ke kamar untuk mengambil kotak berwarna merah dengan tali pita
itu, lalu menanyakannya kepada Ibu.
Ketika kutanyakan
kepada Ibu, Ibu malah menjawabnya “tidak tahu,
Ibu hanya menemukan kotak itu 2 minggu yang lalu di teras rumah. Ibu pikir ini
milikmu San? Makanya Ibu taruh kotak ini di kamarmu”.
Lantas ini punya
siapa? Dan untuk siapa? Aku benar-benar tidak mengetahuinya. Karena di kotak
ini tidak ada nama pengirim dan orang yang ditujunya. Aku segera masuk ke
kamar. Dengan rasa penasaran, kuletakkan kotak itu diatas kasur.Kulihat lagi
kotak itu dengan perlahan-lahan. Bola mataku tak kuasa melihat kotak itu.
rasanya ingin aku buka.
“Akan
aku buka kotak ini” pikirku.
Disetiap jari-jari tangan ini membuka bungkusnya, tak lupa selalu aku
ucapkan “bissmillah hirrahman nirrahim” agar
aku selamat, jika isi kotak ini berbahaya.
Ketika kubuka,
ternyata kotak ini berisikan sekuntum mawar merah, tak lupa foto-foto dan
sebuah surat yang sangat rapih dengan menggunakan tinta berwarna hitam.
Kuambil mawar itu,
namun mawar ini telah layu. "Mungkin sudah terlalu lama, kurang lebihnya
hampir 2 minggu berada didalam kotak ini", Pikirku.
Tak lupa
kulihat foto-foto yang ada didalam kotak ini. Ternyata, ini adalah foto-fotoku
sewaktu SMK. “siapa yang telah mengirim
kotak ini? Apa mungkin temanku sewaktu SMK” segala pertanyaan
muncul di dalam hati ini, seakan-akan menutup kesunyian dimalam itu.
Akibat kebanyakan
memikirkan “siapa pengirim kotak ini” aku hampir saja melupakan sebuat surat
yang ada di dalamnya.
Kuambil selembar
kertas itu dan kubawa kedepan jendela kamar untuk kubaca.
“Hay
San, apa kabar? Sudah lama kita tidak pernah bertemu. Kira-kira
sudah 2 tahun lamanya, semenjak acara kelulusan pada malam itu.
Kulihat waktu itu, kau mengenakan gaun berwarna merah. Rambutmu selalu diurai
dengan menggunakan pita kecil diatasnya (agar sedikit menghiasi rambutmu). Hal
itu selalu kuingat, karena itu merupakan ciri khasmu sewaktu kamu masih
sekolah.
Dari
kejauhan, selalu kuamati dirimu. Nampaknya, dirimu telah membawa diriku ini
untuk mengenal jauh tentangmu. Namun, mulut ini tak berdaya. Ketika aku tidak
sengaja menabrakmu di dekat meja makan. Aku ingin sekali mengungkapkan rasa
cinta ini. Namun, lagi-lagi mulut ini tak berdaya, ketika aku melihat kedua
matamu yang indah itu.
Kini
aku melanjutkan kuliah di Australia. Aku sengaja mengirimkan surat ini
kerumahmu, ketika aku berkunjung ke Indonesia menemui nenek yang sedang sakit.
Bagaimana
kabarmu sekarang? Aku akan menemuimu ketika aku sudah lulus kuliah. Aku akan
datang bersama kedua orangtuaku ke rumahmu, untuk melamarmu .
Simpan
baik-baik surat ini ya, selalu menjaganya dan merawatnya agar tidak lesu dan
tidak hilang.
Selamat
tinggal dan sampai jumpa..."
Roy Lesmana
Ketika kubaca surat
itu, ternyata surat itu untukku dari Roy, teman waktu SMK. Aku memang jelas
masih teringat kejadian malam itu, ketika acara perpisahan disekolah. Roy tidak
sengaja menabrakku dan dia juga menolongku, serta mengantarku sampai rumah.
Kuingat-ingat... dulu
aku pernah menyukai Roy. Iya aku menyukainya, sangat-sangat menyukainya. Namun,
aku tidak berani menyatakannya, karena aku perempuan. Aku ingin dia yang
memulainya, memulai menyatakan cintanya kepadaku. Namun telah lama kutunggu,
dia tidak menyatakan itu semua.
Bertahun-tahun
lamanya aku memendam rasa cinta ini, sampai-sampai aku sendiri lupa akan
cinta itu dan kenangan itu seiring jalannya waktu. Kini, dia datang lagi dengan
membawa kehidupannya dimasa yang akan datang.
Segala pemberian
Roy, telah mengingatkanku diwaktu SMK dan Semua kenangannya, dimana aku dan Roy
selalu mencuri-curi perhatian satu sama lain. Sampai sekarang aku telah
menantinya, tidak lupa kotak dan semua isinya akan kusimpan selalu di kamarku
hingga saatnya nanti aku dan Roy dipertemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar