Kamis, 12 Oktober 2017

JAKARTA (SUKU BETAWI)


Indonesia adalah negara yang memiliki banyak pulau yang di kelilingin oleh lautan dan setiap daerah memiliki kesenian dan kebudayaan yang berbeda-beda pula. Ibukota Indonesia adalah Jakarta. Rata-rata penduduk Jakarta adalah orang-orang yang besaral dari Jakarta atau suku betawi. Namun saat ini sudah banyak masyarakat luar Jakarta yang tinggal di kota Jakarta karena Jakata merupakan kota metropolitan dan kota perantauan bagi mereka yang ingin mencari pekerjaan bahnkan ingin mengubah nasip di perantauan.

Walaupun dikenal sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya khususnya mereka yang asli berasal dari kota Jakarta atau suku betawi. Jakarta memang sebagai ibukota dari Negara Indonesia namun Jakarta tidak akan pernah lepas dari kesenian dan kebudayaan yang ada dan menyangkut di dalamnya. Saya akan mencoba untuk membuat artikel dan menjelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jakarta atau suku Betawi.

Kesenian dan Kebudayaan Jakarta (Betawi)

Jakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang beragam, dan berikut beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jakarta :

1.      Rumah Adat

Rumah adat asal Jakarta ini bernama rumah kebaya. Bentuk atap rumah yaitu perisai landai yang diteruskan dengan atap pelana yang lebih landai, terutama pada bagian teras. Bangunannya ada yang berbentuk rumah panggung dan ada pula yang menapak di atas tanah dengan lantai yang ditinggikan. Terdapat halaman rumah yang luas dan terdapat pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan terbuat dari kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah kotak ( dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah ini terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur dan teras extra luas.

2.      Pakaian Adat



Pakaian adat Jakarta di bagi menjadi pakaian adat untuk wanita dan laiki-lali. Untuk laki-laki biasanya menggunakan baju koko, celana batik, kain pelekat atau pun sarung yang di taruh di leher serta peci yang digunakan, sedangkan wanita mengunakan baju kurung lengan pendek atau pun kebaya, dengan menggunakan kain sarung batik dan menggunakan kerudung. Untuk pakaina saat pernikahan pakaian laki-laki di buat Dandanan cara haji. Pakaian pengantin laki-laki ini meliputi jubah dan tutup kepala, sedang kan bagi perempuan dibuat dandanan ala nona Cina dengan blus berwarna cerah.Bawahannya menggunakan rok atau disebut Kun yang berwarna gelap dengan model duyung. Warna yang sering digunakan hitam atau merah hati. Sebagai pelengkap bagian kepala digunakan kembang goyang dengan motif burung hong dengan sanggul palsu, dilengkapi dengan cadar di bagian wajah.

3.      Seni Tari



Betawi atau Jakarta memiliki kesenian tari yang ada di daerah tersebut, diantaranya :
Tari Topeng. Tari ini sudah cukup lama di kenal sebagai tari tradisional asal betawi. Seni tari ini biasanya di gelar saat ada pernikahan, acara sunatan dan membayar nazar. Dalam Topeng Betawi, para penari memakai topeng dan bercerita lewat seni gerak. Kini tari Topeng Betawi sudah banyak dikreasikan, sehingga Tarian Betawi pun semakin beragam.

Tari Cokek Betawi. Tarian betawi yang satu ini dibawa oleh para cukong atau tuan tanah peranakan tionghoa yang kaya rayaTarian cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong. Pakaian tari Cokek Betawi agak mirip dengan tarian-tarian di Cina. Ciri khasnya dari tari ini yaitu goyang pinggul yang geal-geol.

4.      Musik

Ada beberpaka musik khas Jakarta diantaranya :

Gambang Kromong. Kesenian musik ini merupakan perpaduan dari kesenian musik setempat dengan Cina. Hal ini dapat dilihat dari instrumen musik yang digunakan, seperti alat musik gesek dari Cina yang bernama Kongahyan, Tehyan dan Sukong. Sementara alat musik Betawi antara lain; gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Kesenian Gambang Kromong berkembang pada abad 18, khususnya di sekitaran daerah Tangerang.

Tanjidor. Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik yang di tiup dengan, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah.




5.      Bela diri


Betawi atau Jakarta memiliki jenis bela diri tersendiri yang bernama Pencak Silat. Bela diri ini dimainkan oleh 2 orang yang memainkan dengan menggunakan pakaian khas betawai yaitu menggunakan baju koko, ikat pinggang khas betawi serta menggunakan peci. Biasanya bela diri ini dgunakan sebagai perlengkapan pada acara pernikahan atau pentas lainnya.

6.      Makanan khas betawi

Negara Indonesia memang kaya sekali akan budaya. Bukan hanya soal adat istiadatnya saja, namun juga soal makanan yang dimiliki dari setiap daerah di Indonesia. Seperti halnya masyarakat Betawi, yang memiliki banyak sekali jenis makanan kebanggaan.

Beberapa makanan ini pasti sudah sering Anda lihat dan rasakan kenikmatannya. Nah, berikut ini adalah beberapa makanan khas Betawi yang pasti akan menggugah selera makan Anda.

a)      Kerak Telor


Kerak telor adalah satu diantara makanan khas masyarakat Betawi yangmemiliki bentuk menyerupai martabak, tetapi isinya yang beda. Kerak telor adalah gulungan telur yang dimasak di atas tungku dengan cetakan wajan berisi ketan serta ubi. Isinya inilah yang membedakan kerak telor dengan martabak telor.

Saat Anda berkunjung ke kota Jakarta janganlah segan untuk jajan kerak telor dengan harga yang cukup terjangkau. Bahkan juga di festival seperti Pekan Raya Jakarta kerak telor tentu dengan mudah ditemukan jika ingin mencicipi kelezatan dari makanan khas masyarakat Betawi ini.

b)      Gado – Gado


Gado – gado adalah makanan khas masyarakat Betawi. Bila di dunia kuliner barat dikenal salad, gado – gado adalah saladnya orang Betawi.
Gado – gado terdiri atas masakan bermacam sayuran yang umumnya dihidangkan bersama dengan lontong atau ketupat yang ditaburi dengan bawang goreng serta dilumuri dengan saus kacang dengan cita rasa yang mumpuni.

Kita dapat dengan mudah menemukan makanan gado – gado ini di kota Jakarta, karena gado – gado banyak disenangi oleh semua masyarakat tidak hanya orang-orang Betawi saja.
Kesegaran olahan bermacam sayuran tentu menambah vitamin serta gizi untuk yang mengkonsumsinya, sedangkan guyuran saus kacangnya pasti akan membuat sensasi sendiri di lidah orang yang mengkonsumsinya.

c)     Soto Betawi


Indonesia populer dengan bermacam masakan soto, masyarakat Betawi juga mempunyai olahan masakan soto sendiri yang dikenal sebagai Soto Betawi. Soto Betawi diolah dengan memakai santan dengan daging sapi, tomat, serta kentang.

Soto Betawi sangat lezat serta sangat sesuai bila dihidangkan dengan nasi putih yang hangat. Makanan ini sangat pas untuk dijadikan menu makan siang. Kuahnya yang kental dari Soto Betawi ini terasa sangatlah gurih di lidah.
Soto Betawi juga dapat menjadi salah satu makanan Betawi yang masih tetap awet serta tak hilang ditelan oleh perubahan arus modernisasi di kota Jakarta.

d)      Asinan Betawi


Bukan hanya daerah Bogor serta Bandung saja yang populer dengan olahan asinan, masyarakat Betawi juga mempunyai olahan makanan asinan yang mempunyai ciri khas sendiri. Olahan asinan ini diberi nama Asinan Betawi, karena memang di proses dengan cita rasa khas masyarakat Betawi.

Asinan Betawi ini berisi sayuran yang dihidangkan dengan kacang goreng, bumbu kacang, krupuk, cabai, serta cuka, inilah yang membedakan asinan Betawi dengan asinan yang lain terutama yang ada di Jawa Barat. Karena bentuk serta bahan dasarnya yang memanglah tidak sama, tetapi penamaan makanan dengan kata asinan memanglah menjadi titik persamaannya.

Selain ini masih ada banyak lagi budaya dan berbagai makanan khas dari Jakarta atau suku Betawi.




Minggu, 17 September 2017

Museum Fatahillah


Sebelumnya saya telah menceritakan salah satu transportasi yang saya gunakan untuk menembus kemacetan di Ibukota Jakarta menuju Museum Fatahillah. Transportasi tersebut biasa kita sebut dengan istilah “Busway” atau “Transjakarta”. Selanjutnya saya akan menceritakan sedikit mengenai sejarah Museum Fatahillah.

Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta. Museum Sejarah Jakarta sendiri adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Museum ini banyak sekali dikunjungi oleh berbagai wisatawan mancanegara. Bukan hanya wisatawan mancanegara saja, tapi disana juga banyak sekali wisatawan Indonesia yang datang berkunjung untuk berlibur bersama dengan sanak saudaranya. Oleh karena itu, Museum Fatahillah ini sudah tak asing lagi bila terdengar ditelinga setiap orang.

Museum Fatahillah memiliki bangunan yang amat-amat bersejarah, yaitu pada awal mulanya, balai kota pertama di Batavia dibangun pada tahun 1620 ditepi timur Kali Besar. Bangunan ini hanya bertahan selama enam tahun sebelum akhirnya dibongkar demi menghadapi serangan dari pasukan Sultan Agung pada tahun 1626. Sebagai penggantinya, dibangunlah kembali balai kota tersebut atas perintah Gubernur-Jenderal Joan Van Hoorn ditahun 1627.

Balai kota Batavia juga mempunyai ruang tahanan yang pada masa VOC dijadikan penjara utama di kota Batavia. Sebuah bangunan bertingkat satu pernah berdiri di belakang balai kota sebagai penjara. Penjara tersebut dikhususkan kepada para tahanan yang mampu membiayai kamar tahanan mereka sendiri. Namun berbeda dengan penjara yang berada di bawah gedung utama. Penjara ini hampir tidak ada ventilasi dan minimnya cahaya penerangan hingga akhirnya banyak tahanan meninggal karena menderita kolera, tifus dan kekurangan oksigen. Penjara dibalai kota pun ditutup pada tahun 1846 dan dipindahkan ke sebelah timur Molenviley Oost. Beberapa tahanan yang menempati penjara balai kota adalah bekas Gubernur Jenderal di Sri Lanka Vuyst, Untung Suropati dan Pangeran Diponegoro.

Seperti umumnya di Eropa, balai kota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan Stadhuisplein. Menurut sebuah lukisan yang dibuat oleh Johannes Rach, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya  sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju Stadhuiplein. Tetapi air mancur tersebut hilang pada abad ke-19. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur ditengah Taman Fatahillah. Pada tahun 1973 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali taman tersebut dengan memberi nama baru yaitu “Taman Fatahillah” untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jayakarta. Bangunan Museum fatahillah ini menyerupai Istana Dam di Asterdam, yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Pada sejarah museum fatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan didalamnya. Museum Fatahillah terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah yang berisikan banyak peninggalan bersejarah, yaitu:
  1. Lantai bawah
    Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik-keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Selain itu terdapat pula peninggalan kerajinan asli Betawi (Batavia) seperti dapur khas Batavia tempo dulu.
  2. Lantai Dua
    Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan ditengah alun-alun.
  3. Ruang Bawah Tanah yang tidak kalah penting pada bangunan ini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintah Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi sebagai belenggu kaki para tahanan.

Transportasi Umum


Pada hari jumat kemarin, saya bersama teman saya, yaitu Vania Vidi Joice datang mengunjungi Museum Fatahillah yang berada di kota Jakarta. Kami kesana menggunakan transportasi umum yang sudah tak asing lagi di Kota Jakarta. Angkutan tersebut sangatlah nyaman, murah dan sangat-sangat terawat sekali. Pasti kalian semua sudah mengenal Transjakarta bukan?, Transjakarta atau sering kita panggil dengan sebutan “Busway” merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan yang beroperasi sejak 2004 di Jakarta. Sistem ini didesain berdasarkan sistem Trans Milenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas Ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 242 stasiun BRT (sebelumnya disebut halte) yang tersebar dalam 13 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 – 22.00 WIB, dan kini beroperasi selama 24 jam di sebagian koridornya.

Transjakarta dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta (Pramudi, petugas bus, petugas stasiun BRT, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang. Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.

Pada tahun 2011, sistem ini mencapai kinerja puncak tahunan dengan bus membawa 113,7 juta penumpang dan kemudian pada tahun-tahun berikutnya jumlahnya menurun dan pada tahun 2014, bus membawa 111,6 juta penumpang, sementara pada tahun 2015 melayani 102,95 juta penumpang. Pada 2016, rekor baru 123,73 juta penumpang tercapai. Biaya ongkosnya tetap Rp3.500 per penumpang sejak awal beroperasi.

Ini adalah salah satu contoh kartu Busway yang saya pakai untuk mengunjungi Museum Fatahillah:

Ini adalah foto Busway yang saya naiki untuk menuju Museum Fatahillah:



Transjakarta memiliki sistem BRT terpanjang didunia (203,9 km) panjangnya pada tahun 2017, dengan 13 koridor utama dan 10 rute lintas koridor. Tiga koridor lagi dijadwalkan dimulai pada tahun 2014 atau 2015 dan sebagian akan meningkat. Selain itu ada 18 rute pengumpan yang terus melewati akhir busway eksklusif ke kota-kota disekitar Jakarta dan menggunakan bus khusus yang memungkinkan untuk naik ditingkat dasar atau platform stasiun Transjakarta. Transjakarta memiliki total 80 rute (koridor, lintas Route & feeder route) pada akhir 2016. Peningkatan yang signifikan dari 41 rute ditahun 2015. Sementara transjakarta mengontrak 1.056 bus pada tahun 2016 dan juga meningkat secara signifikan dari 605 bus pada tahun 2015. Transjakarta memiliki lebih dari 1,500 bus dalam tiga bulan pertama 2017 dan menargetkan memiliki 3.000 bus pada akhir tahun.


Itu adalah sedikit cerita dari saya mengenai salah satu transportasi umum yang berada di kota Jakarta yang pernah saya gunakan untuk menembus kemacetan ibukota Jakarta dari kampus saya menuju ke Museum Fatahillah. Dalam postingan selanjutnya, saya akan melanjutkan cerita mengenai perjalanan saya di Museum Fatahillah bersama salah satu teman saya.

Jumat, 30 Juni 2017

RINDU


Rindu...
Kau datang menghampiriku,
Kau datang untuk menyelimutiku,
Kau cekik erat leherku,
Kau hadir untuk merenggut napasku.

Kini aku sendiri, RINDU...
Sendiri meratapi nasibku yang  ditinggal pergi olehnya,
Pergi... pergi.... pergi entah kemana.
Kini..., hanya bekas luka yang ada,
Yang digores begitu dalam olehnya.

Rindu...
Apa kau akan selalu menemaniku?
Apa kau akan selalu mencekik leherku?
Apa kau akan selalu merenggut napasku?
Ya.., AKU akan seperti itu. (Jawabmu kencang ditelingaku)

Rindu...
Kau selalu bertingkah layaknya seorang penjahat,
Kau selalu hadir tanpa aku memintamu,
Aku sudah lelah...
Aku sudah bosan...
Bahkan aku sudah muak denganmu, RINDU....

Sampai kapan dirimu akan selalu hadir dihidupku?
Aku sudah tak ingin bertemu denganmu lagi, RINDU.......