Sabtu, 27 Desember 2014

MOVE ON

Hari ini adalah hari petamaku tanpa ada dirimu dan bayang-bayangmu. Aku senang, aku bahagia telah melepas semua bebanku di kertas ini. Setiap aku bertemu kamu, aku sudah mulai berani menatap mata itu. Dulu aku memang takut, aku takut karena aku mempunyai perasaan kekamu. Namun, sekarang aku sudah berani, iya aku berani. Karena aku sudah menghapus rasa itu semua dari diriku ini.

Mungkin kamu bingung jika melihatku sekarang. Dulu aku suka membuang muka, jika aku bertemu denganmu. Namu sekarang, aku malah tersenyum dan menyapamu dihadapan teman-temanmu, termasuk didepan kedua orang tuamu.

Kamu tidak perlu bingung ataupun curiga dengan semua perubahanku. Aku berubah seperti ini, bukan karena aku sudah mendapatkan penggantimu. Namun aku termotivasi akan kata-kata dan nasehatmu sewaktu kita masih bersama. Kamu memang benar, kamu memang hebat, karena bisa merubahku menjadi jiwa yang kuat, sabar, rela berkorban, ikhlas dan yang pasti pantang menyerah untuk mendapatkan sesuatu, termasuk segala cita-cita dan impianku yang akan kuraih mulai dari sekarang. Aku berharap bukan hanya hari pertamaku yang bisa berhasil, tetapi aku ingin disetiap hari-hariku ada keberhasilan ini.

Kamu tidak perlu bertanya dengan teman-temanku, bagaimana cara aku bisa melupakanmu. Karena itu adalah hal yang paling mudah untuk kujawab. Aku bisa melupakanmu dengan cara:
1. Selalu menganggap kamu tidak ada di sisiku.
2. Menjauhkan hp dari diriku (untuk sementara waktu).
3. Dihari-hariku tidak pernah ada kamu
4. Selalu menulis karya yang berbau kamu dan perasaanku, agar sema beban pikiranku bisa tertuang di dalam cerita itu dan pergi jauh dari pikiranku.
5. Selalu membuang jauh-jauh virus kamu di pikiranku

Itu adalah 5 cara yang selalu kulakukan disetiap waktu, agar aku bisa seperti ini. Dari sekian cara yang aku lakukan, aku juga selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT, agar semua yang aku lakukan bisa berhasil.

Sekarang kamu tidak usah cangkung lagi denganku, karena kita sudah tidak ada apa-apa lagi. Aku ya aku, kamu ya kamu. Dunia kita sekarang sudahlah beda. Aku harap kamu bisa menggapai semua impianmu, dan aku bisa menggapai segala impianku. Cukup sampai disini cerita kita, aku akan mencoba menulis cerita-ceritaku dimasa yang akan datang, dimana tidak ada kamu, melainkan segala kesuksesanku dan kebahagiaanku. Dan kamu? Kamu hidup bebas sesuka hatimu
Selamat tinggal... :)
#‎itu‬ ceritaku Dihari ini, mana ceritamu? :)

Senin, 22 Desember 2014

Cinta Tak Terbalas

Sudah cukup lama aku memendam rasa ini, namun dia tidak pernah mengetahui akan perasaan ini. Entah dia sengaja, atau memang dia tidak tau. Yang jelas, batinku tersiksa akan perasaan ini.

Waktu itu, aku sempat dekat dengannya. Aku dan dia sangatlah dekat, sampai-sampai banyak orang menyangka kami pacaran. Tetapi kenyataanya, kami hanyalah berteman. Ketika orang berpikiran seperti itu, aku hanya meng’amini ucapan mereka didalam hati. Agar ucapan mereka semua terkabulkan (harapanku).

Malam ini, hpku rusak dan kubawa ke konter untuk diservice. Hampir 1 minggu aku dan dia tidak saling memberi kabar. Aku takut dia berpikiran negative tentangku. Maka, aku bermaksud memberitahunya, bahwa aku sudah 1 minggu tidak memegang hp. dia merasa senang melihatku menghampirinya dan memberikan penjelasan ini. Aku juga sangat senang melihat wajahnya yang menggambarkan bahwa dia senang sekali.

Setelah itu, aku pulang kerumah. Malam ini aku tidak bisa tidur karena memikirkan dia. Hanya dia yang ada dipikiranku. “Duhhh nampaknya cinta ini semakin besar tumbuh dihati, apakah dia merasakan hal yang sama denganku?” hati ini selalu bertanya-tanya akan balasan cinta ini.

Awalnya aku sangat yakin dia akan membalas cintaku. Namun, seiring waktu berjalan, dia lebih suka membuat status di salah satu sosmed dengan membawa-bawa nama perempuan. Timbul banyak pertanyaan di hati ini, “siapakah dia?”.

Segala cara telah aku lakukan, salah satunya adalah menanyakan “siapa perempuan itu” kesalah satu teman sekolahnya. Tetapi, jawaban yang tak kusangka malah terlontarkan dari mulut temannya itu. Temannya memberitahuku, bahwa perempuan itu adalah “mantan kekasihnya”, mereka satu sekolah, satu jurusan dan satu kelas. Mendengar penjelasan itu, tubuhku berubah menjadi dingin dan gemetaran. Sungguh, betapa kecewanya hati ini, mendengar ucapan itu. Walaupun seperti itu, aku tetap baik hati kepadanya.

Setelah kejadian itu, aku berusaha tegar, bersabar, ikhlas dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aku sadar, mungkin aku dan dia memang tidak jodoh. Aku bahagia melihat dia bahagia dengan mantan kekasihnya. Mungkin, sebentar lagi mereka akan bersatu lagi. Dan aku harus pergi serta meninggalkan perasaan dan mimpi kecilku ini, agar mereka bahagia. Aku yakin, cinta yang tak terbalas ini, suatu saat nanti pasti akan menemukan sosok seseorang yang memang pantas dan layak untuk kucintai dan mencintaiku. Semua ini akan selalu terkenang di hati.

SELAMAT TINGGAL untuk perasaan ini, kamu dan semua kenangan itu. Aku bahagia akan semua ini^_^


Nama: ESI ISTIQOMAH
umur: 16th
Kelas: X-AK2 di SMKN 11 JAKARTA
tempat tinggal: Jl. Teluk Gong Gang Masda 2 Rt 07 Rw 009 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan Jakarta Utara

Minggu, 07 Desember 2014

ARTI SEBUAH KEBAHAGIAAN

Gak tau kenapa hampir setiap hari aku memimpikan sosok seorang lelaki memakai baju biru. Aku tidak tahu dia itu siapa. Yang kutahu dia adalah seorang lelaki tampan yang selalu mengenakan baju berwarna biru muda. Aku merasakan keanehan ini setelah tragedi kecelakaan waktu itu. Yang sudah menelan semua anggota keluargaku. Kini hanya tinggal aku sendiri. Iya hanya aku seoranglah yang masih sempat terselamatkan dari tragedi kecelakaan itu. Adik dan orang tuaku, mereka sudah tenang disurga sana.

Malam ini bukan malam pertama atau kedua kalinya aku memimpikan seorang laki-laki itu, tetapi ini adalah malam ke 100 kalinya aku bermimpi seperti itu. sosok laki-laki itu selalu memecahkan konsentrasiku dalam mengerjakan pelajaran mata kuliahku. Gara-gara hal ini aku jadi seperti orang gila yang selalu dihantui sosok lelaki baju biru.

Pagi itu aku pergi kekampus bersama Adi. Adi adalah salah satu sahabat aku yang paling setia menemaniku. Keluarga Adi juga sudah menganggapku seperti anak mereka. Begitu juga denganku, yang sudah menganggap kedua orang tua Adi adalah orang tuaku.

Tepat waktu istirahat, Aku dan Adi pergi ke kantin kampus. Disana aku seperti melihat sosok seseorang yang selalu hadir didalam mimpiku dan selalu menghantuiku. Tetapi kali ini dia mengenakan baju berwarna putih. Akupun sempat merasakan keanehan dengan orang itu dan tentang mimpiku selama ini.

Setelah itu aku langsung pulang. Seperti biasa aku selalu diantar-jemput oleh Adi. Tetapi kali ini aku pulang sendirian, karena Adi harus ke toko buku dulu, untuk membeli buku adiknya.
Kesialanpun berpihak denganku. Bukan hanya hujan besar, tetapi angkotpun dari tadi tidak ada yang lewat didepanku. Padahal aku sudah hampir  2 jam menunggu angkot untuk pulang, tetapi setiap angkot yang lewat kursinya sudah tidak muat lagi.  Tiba-tiba dari arah selatan datanglah mobil berwarna hitam menghampiriku dan mobil itu berhenti tepat di depanku. Aku penasaran, siapa yang ada didalam mobil itu. Tidak mungkin Adi, karena mobil Adi berwarna putih bukan hitam.

Ketika aku melamun, tiba-tiba ada sosok lelaki yang turun dari mobil itu dengan membawa sebuah payung lalu dia menghampiriku. Saat kulihat wajahnya, ternyata dia itu adalah orang yang selalu menghantuiku didalam mimpi. aku sangat-sangat terkejut melihatnya. Ketika aku melamun dia menyodorkan tangannya ke tanganku dengan menawarkan tumpangan kepadaku. Namun aku segera menolaknya. Tetapi laki-laki itu malah menasehatiku, agar aku ikut saja dengannya. Karena disini sudah tidak ada angkot lagi yang akan lewat. Karena ini sudah pukul 4 sore.

Aku sempat berfikir bahwa yang dibicarakan lelaki itu sebenarnya adalah benar, namun aku takut dengannya. Tetapi lelaki itu telah berjanji kepadaku bahwa dia hanyalah bermaksud baik untuk menolongku, bukan untuk hal yang negatif.  Lalu akupun ikut bersamanya.

Sesampainya dirumah aku mengucapkan terimakasih kepadanya, namun dia hanya tersenyum manis membalas ucapanku.  Dan dia bertanya siapa namaku, dan aku jawab namaku adalah Putri. Setelah itu diapun memberitahu namanya adalah Rio. Ohh.. ternyata dia adalah Rio, orang yang selama ini menghantuiku didalam mimpi (ucapku didalam hati). Setelah itu aku langsung masuk kerumah dan membersihkan bajuku yang basah.

Malam ini adalah malam minggu. Biasanya Adi mengajakku untuk main keluar rumah, namun kali ini Adi tidak mengajakku, mungkin dia lagi sibuk dengan mata kuliahnya. Tiba-tiba dipikiranku melintas sosok Rio, aku melamun dengan sikap Rio tadi. Rio memang baik, tetapi kenapa aku takut dengannya? Akupun bingung sekali dengan perasaan takutku itu.
Pagi ini hari minggu, seperti biasa aku joging di taman. lagi-lagi aku bertemu Rio. Tetapi anehnya semalam aku tidak memimpikan sosok baju biru lagi. Tetapi..... yasudahlah aku tidak mengerti sama semua ini.

Saat aku sedang duduk ditaman, Rio lewat didepan ku. Kuakui bahwa Rio sangatlah tampan dan gagah.  Tetapi.. huh sudahlah aku bicara seperti apa ini. Tidak jelas menurutku.
Senin pagi aku pergi kekampus, tepat di tangga aku bertemu Rio. Dia menyapaku, aku hanya tersenyum kepadanya. Ketika pulang kuliah, Rio menungguku di depan pintu gerbang. Ketika itu aku dan Adi sedang tertawa-tawa menceritakan adiknya Adi. Namun aku terkejut waktu Rio mengajakku pulang bareng bersamanya. Ternyata Adi tidak suka melihat Rio seperti itu, karena Adi cemburu dengan Rio.

Setelah itu Adi menyuruhku untuk pulang bersama Rio, karena Adi harus pergi menjemput ibunya dahulu. Adi takut telat jika harus mengantar aku dulu. Mendengar Adi bicara seperti itu, aku pun menerima tawaran Rio.

Disepanjang jalan Rio menanyakan asal-usul aku dan keluargaku. Aku hanya menjawab “aku disini sudah tidak mempunyai siapa-siapa. Aku disini hanya dirawat oleh Adi dan keluarganya, namun kami tetap berbeda rumah, karena aku tidak mau meninggalkan rumah orang tuaku”.
Rio tersenyum mendengar ceritaku dan dia berkata “tenang Put, aku akan selalu ada dan menjagamu sekuat dan semampuku”, sambil memegang keningku. Aku hanya tersenyum melihat respound Rio seperti itu kepadaku.

Semenjak kejadian itu, Rio malah sering menjemput dan mengantarku kekampus. Tetapi aku malah merasa Adi pergi menjauh dariku. Ketika sampai dikampus, kulihat Adi sedang duduk sendiri di taman. kuhampiri dia, dan kutanya “apa yang sedang kau pikirkan Adi?” Adi hanya menjawab “aku sedang memikirkan seorang wanita yang aku sayangi dan aku cintai, namun dia sedang dekat dengan orang yang tak kukenal” aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Adi seperti itu,  Namun Adi malah marah kepadaku dan meninggalkanku.

Aku segera mengejarnya dan aku meminta maaf kepadanya. aku tidak bermaksud untuk menertawakannya. Aku hanya kaget dan lucu mendengarnya berbicara seperti itu. Lalu Adi hanya bilang “iya aku tahu maksudmu, dan akupun tidak pernah tersinggung dengan ucapanmu tadi”. Saat berbicara seperti itu tiba-tiba Rio datang mengajakku pergi kerumahnya untuk menemui Ibunya. Lalu Adipun langsung meninggalkanku dengan cepat.

Ketika didalam mobil tiba-tiba Rio menyatakan cintanya kepadaku. Namun aku tidak bisa menjawabnya sekarang, aku masih bingung. Sesampainya di rumah Rio, kedua orang tua Rio sangatlah baik kepadaku, mereka memperlakukanku seperti anaknya. Mungkin karena mereka tidak mempunyai anak perempuan (pikirku).

Sesampainya dirumah, ternyata Adi sudah menungguku sangat lama. Waktu kudatang, Adi hanya menyindirku dengan nada ngeledek. Aku hanya menjawab “aku hanya diajak untuk bertemu dengan kedua orang tuanya Rio saja”, lalu Adi menyahuti ucapanku dengan ketawa riang “sebentar lagi juga mereka datang kerumahmu untuk melamarmu put” aku segera masuk meninggalkan Adi. Adi segera pulang kerumahnya.

Keesokan harinya Rio menagih jawabanku, aku bingung. Padahal aku semalaman tidak tidur untuk memikirkan hal itu, namun jawabanku masih meragukan. Namun Rio sangatlah mengerti dengan keadaanku, jadi Rio masih memberikanku kesempatan untuk berfiki hingga besok hari.
Keesokannya dengan raut wajahnya yang senang, Rio menghampiriku dengan membawa seribu penantian jawaban dariku. Ketika aku menjawab kalau aku mau menjadi pacarnya, disamping aku ada Adi. Adi hanya tersenyum melihatku seperti itu. Karena Adi ingin yang terbaik untukku dan Adi ingin aku bahagia bersama orang yang aku sayangi. Adi lalu pergi meninggalkan aku berdua bersama Rio.

Sudah 1 tahun aku menjalani hubungan bersama Rio, namun aku lihat Adi malah menjauhiku begitu saja. Aku tidak tahu akan maksudnya, tetapi aku yakin bahwa ada sesuatu hal yang Adi sembunyikan dariku.

Ketika aku menghampiri Adi di taman, Adi sama sekali tidak mau menatap kedua mataku. Ketika kulontarkan banyak pertanyaan kepadanya, Adi hanya menjawabnya dengan singkat. Ketika ku pegang tangannya dan kutatap matanya, Adi menangis. Iya dia menangis, dia tidak bisa membohongi perasaannya kepadaku. Dia menyesal, karena dari dulu tidak berani mengungkapkannya kepadaku. Dia juga tidak bisa lari dari semua kenyataan ini. Adi hanya ingin aku bahagia bersama orang yang aku cintai.

Mendengar itu, hatiku bergetar. Aku bodoh, aku tidak pernah sadar akan perhatian Adi selama ini. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Karena aku sudah bersama Rio. Akupun sudah sangat menyayangi Rio. Namun Adi hanya berkata “sudah, kau tidak usah memikirkanku. Aku bahagia melihat kau bahagia. Kalau kamu tidak bersama Rio juga kita tidak akan pernah bisa bersatu, karena sebenarnya aku sudah dijodohkan dengan anak temannya mama, dia namanya Anggi. Wanita cantik yang baik hati” jawaban Adi sedikit menghiburku. Namun aku masih belum bahagia, kalau Adi masih terluka olehku.

4 bulan telah berlalu. Aku sekarang sudah bahagia bersama Rio dan Adipun sudah bahagia bersama Anggi. Kejadian itu adalah sebuah pelajaran bagi aku, Adi dan kita semua. Karena kebahagiaan adalah sesuatu hal yang sulit didapatkan. Dan kebahagiaan bisa saja berupa cinta, kasih sayang ataupun kebersamaan. Kebahagiaan juga bisa terjadi bila kita saling ikhlas untuk menjalani hidup dan selalu ikhlas memberikan kasih sayang kepada orang lain dalam bentuk apapun. Walau sekalipun harus kita yang berkorban atau yang tersakiti. SUNGGUH..... orang yang selalu berkorban demi kebahagiaan orang lain adalah orang yang tahu arti sebuah kebahagiaan.

                                                             _HAPPY ENDING_

Jumat, 05 Desember 2014

SEORANG SAHABAT

Pagi itu waktu aku ingin pergi ke sekolah, aku melihat seorang wanita cantik sedang duduk di taman. kuhampiri dia, takku sangka dia adalah deby. Deby adalah salah satu sahabatku dari semasa aku kecil. Cuma dia yang benar-benar tulus berteman denganku. Sewaktu aku susah dia selalu ada untukku dan sewaktu aku sedih dia selalu ada untuk menghiburku dengan mimik mukanya yang lucu itu. Deby memang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup diatas rata-rata. Tetapi dia tidak sombong,  dan dia selalu memberi kepada orang yang benar-benar pantas untuk diberi. Aku bangga, benar-benar bangga dengannya.

Tepat waktu liburan sekolah, aku beserta segenap keluarga deby pergi untuk berlibur ke rumah neneknya deby. Sewaktu aku dan deby tidur, tak kusangka kedua orang tua deby sedang membicarakan tentang penyakit yang sudah lama diderita oleh deby. Aku benar-benar terkejut mendengarnya, mendengar bahwa deby menderita penyakit kanker. Aku sempat tak percaya, karena deby selalu tampak sehat dan lebih ceria dibandingkan denganku. Aku harus menyelidiki tentang semua ini.

Setelah seminggu aku menginap dirumah neneknya deby, aku dan deby pergi ke sawah.  Disana banyak sekali burung-burung berterbangan. Aku dan deby berusaha mengejar dan menangkapnya, namun tiba-tiba deby merasakan pusing dan sakit dibagian pernafasannya. Aku dan deby segera pulang ke rumah neneknya.

Sesampainya di rumah, deby segera dibawa ke dokter dengan menggunakan kendaraan pribadi keluarganya. Aku selalu ikut untuk menemani deby. Setelah sampai di rumah sakit, ternyata dokter bilang kalau deby terlalu lelah yang mengakibatkan dirinya begitu drop. Deby harus banyak-banyak istirahat. Liburan ini benar-benar tidak mengasyikkan. Liburan ini hanya membuat deby drop.
Setelah 2 minggu menginap di rumah nenek, aku beserta deby dan kedua orang tuanya segera kembali lagi ke Jakarta, karena senin besok sudah mulai masuk sekolah. Kondisi deby belum stabil, malah kulihat deby semakin parah. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.

Keesokan harinya, waktu aku sekolah, aku sama sekali tidak melihat deby. Kutanyakan keberadaan deby kepada teman sekelasnya, tetapi mereka semua bilang tidak tahu. Aku cemas dan khawatir dengan deby. Aku takut deby benar-benar belum sembuh akibat liburan kemarin.
Setelah pulang sekolah aku mampir ke rumah deby. Tetapi dirumahnya kelihatan kosong tak berpenghuni. Aku bertanya kepada salah satu tetangganya, mereka hanya bilang deby dan keluarganya sudah lama tak kelihatan dirumah. Di rumahnya hanya ada pembantu dan tukang kebunnya saja. Aku penasaran akan keberadaan deby. Kucoba tanyakan semua ini kepada pembantunya deby. Dan pembantunya bilang kalau deby dirawat di rumah sakit dari semenjak usai liburan kemarin. Sungguh aku benar-benar khawatir akan kondisi deby.

Hari ini adalah hari minggu, aku berniat untuk menjenguk deby di rumah sakit. Sesampainya disana, aku melihat kedua orang tua deby sedang duduk melamun di depan ruangan dimana deby dirawat. Kuhampiri mereka dengan rasa gelisah. Ketika kutanyakan akan kondisi deby, kedua orang tua deby hanya bilang kalau deby tidak apa-apa. Deby hanya kelelahan saja, kemungkinan besok sudah bisa sekolah lagi seperi biasanya.

Setelah itu aku pulang ke rumah. Kuceritakan kondisi deby kepada ibuku. Ibuku hanya menjawab dan memberiku nasehat agar aku tidak perlu berfikiran negatif akan kondisi deby. Aku hanya menganggukkan kepala ketika ibu menasehatiku. Nasehat ibu memang benar. Aku tidak boleh beranggapan negatif akan kondisi deby, namun aku juga tidak bisa berdiam diri melihat deby seperti itu.

Keesokan harinya deby sudah bisa sekolah lagi seperti biasa, namun kondisinya memang belum pulih. Aku senang bisa bertemu dengannya. Sudah lama aku tidak pernah melihat deby. Bisa dibilang aku merindukan deby. Iya aku sungguh merindukannya.
Seiring jalannya waktu, tiba-tiba deby hilang tanpa kabar. Kuberusaha mencari-carinya, namun aku tidak menemukannya. Tepat tanggal 27 Oktober 2014 aku menghampiri rumah deby. Di pagar rumah deby tertancapkan bendera kuning dan di teras rumah deby terdapat tenda. Aku bingung, apa yang sedang terjadi dirumah deby ? dan siapa yang meninggal ?.

Dari pada aku penasaran lebih baik aku masuk kedalam rumah deby. Sungguh tak kusangka kedua orang tua deby sedang menangisi sosok seseorang yang sedang terbaring tak bernafas. penasaranku samakin memuncak ketika melihat sosok seseorang yang sedang terbaring lemah tak bernafas dan tertutupi kain panjang. Ketika kuhampiri ternyata itu adalah deby. Iya deby, sahabatku dari kecil. Sosok deby tiba-tiba hilang bagaikan dimakan bumi. Dan kini tiba-tiba aku sudah melihat deby tak bernyawa lagi. Sungguh aku seperti berada didalam dunia mimpi. Aku berharap ada sesorang yang membangunkanku dari dunia mimpi ini. Namu disisi lain aku sadar bahwa semua ini bukanlah mimpi. aku tak kuasa melihat hal ini semua. Kini hanya tinggal kenangan saja. Cita-citaku bersama deby untuk menjadi seorang pengusaha tiba-tiba hancur sudah. Tetapi aku tidak boleh lemah hanya karena hal ini saja, aku harus bisa berjuang sendirian untuk membangun usaha itu. Aku tidak mau melihat deby di surga sana sedih akibat mlihatku sedih dan rencana itu gagal semua. Aku harus bisa membuat deby di surga sana senang. Ya.. aku harus BISA BISA BISA dan BISA. Itu adalah keyakinan didalam diri dan hatiku untuk menempuh kesuksesan dimasa yang akan datang. Semoga deby tenang dialam sana dan deby bahagia dialam sana. Doa itu selalu kupanjatkan untuk deby.

SELESAI........ !