Gak tau kenapa hampir setiap hari aku memimpikan sosok seorang lelaki memakai baju biru. Aku tidak tahu dia itu siapa. Yang kutahu dia adalah seorang lelaki tampan yang selalu mengenakan baju berwarna biru muda. Aku merasakan keanehan ini setelah tragedi kecelakaan waktu itu. Yang sudah menelan semua anggota keluargaku. Kini hanya tinggal aku sendiri. Iya hanya aku seoranglah yang masih sempat terselamatkan dari tragedi kecelakaan itu. Adik dan orang tuaku, mereka sudah tenang disurga sana.
Malam ini bukan malam pertama atau kedua kalinya aku memimpikan seorang laki-laki itu, tetapi ini adalah malam ke 100 kalinya aku bermimpi seperti itu. sosok laki-laki itu selalu memecahkan konsentrasiku dalam mengerjakan pelajaran mata kuliahku. Gara-gara hal ini aku jadi seperti orang gila yang selalu dihantui sosok lelaki baju biru.
Pagi itu aku pergi kekampus bersama Adi. Adi adalah salah satu sahabat aku yang paling setia menemaniku. Keluarga Adi juga sudah menganggapku seperti anak mereka. Begitu juga denganku, yang sudah menganggap kedua orang tua Adi adalah orang tuaku.
Tepat waktu istirahat, Aku dan Adi pergi ke kantin kampus. Disana aku seperti melihat sosok seseorang yang selalu hadir didalam mimpiku dan selalu menghantuiku. Tetapi kali ini dia mengenakan baju berwarna putih. Akupun sempat merasakan keanehan dengan orang itu dan tentang mimpiku selama ini.
Setelah itu aku langsung pulang. Seperti biasa aku selalu diantar-jemput oleh Adi. Tetapi kali ini aku pulang sendirian, karena Adi harus ke toko buku dulu, untuk membeli buku adiknya.
Kesialanpun berpihak denganku. Bukan hanya hujan besar, tetapi angkotpun dari tadi tidak ada yang lewat didepanku. Padahal aku sudah hampir 2 jam menunggu angkot untuk pulang, tetapi setiap angkot yang lewat kursinya sudah tidak muat lagi. Tiba-tiba dari arah selatan datanglah mobil berwarna hitam menghampiriku dan mobil itu berhenti tepat di depanku. Aku penasaran, siapa yang ada didalam mobil itu. Tidak mungkin Adi, karena mobil Adi berwarna putih bukan hitam.
Ketika aku melamun, tiba-tiba ada sosok lelaki yang turun dari mobil itu dengan membawa sebuah payung lalu dia menghampiriku. Saat kulihat wajahnya, ternyata dia itu adalah orang yang selalu menghantuiku didalam mimpi. aku sangat-sangat terkejut melihatnya. Ketika aku melamun dia menyodorkan tangannya ke tanganku dengan menawarkan tumpangan kepadaku. Namun aku segera menolaknya. Tetapi laki-laki itu malah menasehatiku, agar aku ikut saja dengannya. Karena disini sudah tidak ada angkot lagi yang akan lewat. Karena ini sudah pukul 4 sore.
Aku sempat berfikir bahwa yang dibicarakan lelaki itu sebenarnya adalah benar, namun aku takut dengannya. Tetapi lelaki itu telah berjanji kepadaku bahwa dia hanyalah bermaksud baik untuk menolongku, bukan untuk hal yang negatif. Lalu akupun ikut bersamanya.
Sesampainya dirumah aku mengucapkan terimakasih kepadanya, namun dia hanya tersenyum manis membalas ucapanku. Dan dia bertanya siapa namaku, dan aku jawab namaku adalah Putri. Setelah itu diapun memberitahu namanya adalah Rio. Ohh.. ternyata dia adalah Rio, orang yang selama ini menghantuiku didalam mimpi (ucapku didalam hati). Setelah itu aku langsung masuk kerumah dan membersihkan bajuku yang basah.
Malam ini adalah malam minggu. Biasanya Adi mengajakku untuk main keluar rumah, namun kali ini Adi tidak mengajakku, mungkin dia lagi sibuk dengan mata kuliahnya. Tiba-tiba dipikiranku melintas sosok Rio, aku melamun dengan sikap Rio tadi. Rio memang baik, tetapi kenapa aku takut dengannya? Akupun bingung sekali dengan perasaan takutku itu.
Pagi ini hari minggu, seperti biasa aku joging di taman. lagi-lagi aku bertemu Rio. Tetapi anehnya semalam aku tidak memimpikan sosok baju biru lagi. Tetapi..... yasudahlah aku tidak mengerti sama semua ini.
Saat aku sedang duduk ditaman, Rio lewat didepan ku. Kuakui bahwa Rio sangatlah tampan dan gagah. Tetapi.. huh sudahlah aku bicara seperti apa ini. Tidak jelas menurutku.
Senin pagi aku pergi kekampus, tepat di tangga aku bertemu Rio. Dia menyapaku, aku hanya tersenyum kepadanya. Ketika pulang kuliah, Rio menungguku di depan pintu gerbang. Ketika itu aku dan Adi sedang tertawa-tawa menceritakan adiknya Adi. Namun aku terkejut waktu Rio mengajakku pulang bareng bersamanya. Ternyata Adi tidak suka melihat Rio seperti itu, karena Adi cemburu dengan Rio.
Setelah itu Adi menyuruhku untuk pulang bersama Rio, karena Adi harus pergi menjemput ibunya dahulu. Adi takut telat jika harus mengantar aku dulu. Mendengar Adi bicara seperti itu, aku pun menerima tawaran Rio.
Disepanjang jalan Rio menanyakan asal-usul aku dan keluargaku. Aku hanya menjawab “aku disini sudah tidak mempunyai siapa-siapa. Aku disini hanya dirawat oleh Adi dan keluarganya, namun kami tetap berbeda rumah, karena aku tidak mau meninggalkan rumah orang tuaku”.
Rio tersenyum mendengar ceritaku dan dia berkata “tenang Put, aku akan selalu ada dan menjagamu sekuat dan semampuku”, sambil memegang keningku. Aku hanya tersenyum melihat respound Rio seperti itu kepadaku.
Semenjak kejadian itu, Rio malah sering menjemput dan mengantarku kekampus. Tetapi aku malah merasa Adi pergi menjauh dariku. Ketika sampai dikampus, kulihat Adi sedang duduk sendiri di taman. kuhampiri dia, dan kutanya “apa yang sedang kau pikirkan Adi?” Adi hanya menjawab “aku sedang memikirkan seorang wanita yang aku sayangi dan aku cintai, namun dia sedang dekat dengan orang yang tak kukenal” aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Adi seperti itu, Namun Adi malah marah kepadaku dan meninggalkanku.
Aku segera mengejarnya dan aku meminta maaf kepadanya. aku tidak bermaksud untuk menertawakannya. Aku hanya kaget dan lucu mendengarnya berbicara seperti itu. Lalu Adi hanya bilang “iya aku tahu maksudmu, dan akupun tidak pernah tersinggung dengan ucapanmu tadi”. Saat berbicara seperti itu tiba-tiba Rio datang mengajakku pergi kerumahnya untuk menemui Ibunya. Lalu Adipun langsung meninggalkanku dengan cepat.
Ketika didalam mobil tiba-tiba Rio menyatakan cintanya kepadaku. Namun aku tidak bisa menjawabnya sekarang, aku masih bingung. Sesampainya di rumah Rio, kedua orang tua Rio sangatlah baik kepadaku, mereka memperlakukanku seperti anaknya. Mungkin karena mereka tidak mempunyai anak perempuan (pikirku).
Sesampainya dirumah, ternyata Adi sudah menungguku sangat lama. Waktu kudatang, Adi hanya menyindirku dengan nada ngeledek. Aku hanya menjawab “aku hanya diajak untuk bertemu dengan kedua orang tuanya Rio saja”, lalu Adi menyahuti ucapanku dengan ketawa riang “sebentar lagi juga mereka datang kerumahmu untuk melamarmu put” aku segera masuk meninggalkan Adi. Adi segera pulang kerumahnya.
Keesokan harinya Rio menagih jawabanku, aku bingung. Padahal aku semalaman tidak tidur untuk memikirkan hal itu, namun jawabanku masih meragukan. Namun Rio sangatlah mengerti dengan keadaanku, jadi Rio masih memberikanku kesempatan untuk berfiki hingga besok hari.
Keesokannya dengan raut wajahnya yang senang, Rio menghampiriku dengan membawa seribu penantian jawaban dariku. Ketika aku menjawab kalau aku mau menjadi pacarnya, disamping aku ada Adi. Adi hanya tersenyum melihatku seperti itu. Karena Adi ingin yang terbaik untukku dan Adi ingin aku bahagia bersama orang yang aku sayangi. Adi lalu pergi meninggalkan aku berdua bersama Rio.
Sudah 1 tahun aku menjalani hubungan bersama Rio, namun aku lihat Adi malah menjauhiku begitu saja. Aku tidak tahu akan maksudnya, tetapi aku yakin bahwa ada sesuatu hal yang Adi sembunyikan dariku.
Ketika aku menghampiri Adi di taman, Adi sama sekali tidak mau menatap kedua mataku. Ketika kulontarkan banyak pertanyaan kepadanya, Adi hanya menjawabnya dengan singkat. Ketika ku pegang tangannya dan kutatap matanya, Adi menangis. Iya dia menangis, dia tidak bisa membohongi perasaannya kepadaku. Dia menyesal, karena dari dulu tidak berani mengungkapkannya kepadaku. Dia juga tidak bisa lari dari semua kenyataan ini. Adi hanya ingin aku bahagia bersama orang yang aku cintai.
Mendengar itu, hatiku bergetar. Aku bodoh, aku tidak pernah sadar akan perhatian Adi selama ini. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Karena aku sudah bersama Rio. Akupun sudah sangat menyayangi Rio. Namun Adi hanya berkata “sudah, kau tidak usah memikirkanku. Aku bahagia melihat kau bahagia. Kalau kamu tidak bersama Rio juga kita tidak akan pernah bisa bersatu, karena sebenarnya aku sudah dijodohkan dengan anak temannya mama, dia namanya Anggi. Wanita cantik yang baik hati” jawaban Adi sedikit menghiburku. Namun aku masih belum bahagia, kalau Adi masih terluka olehku.
4 bulan telah berlalu. Aku sekarang sudah bahagia bersama Rio dan Adipun sudah bahagia bersama Anggi. Kejadian itu adalah sebuah pelajaran bagi aku, Adi dan kita semua. Karena kebahagiaan adalah sesuatu hal yang sulit didapatkan. Dan kebahagiaan bisa saja berupa cinta, kasih sayang ataupun kebersamaan. Kebahagiaan juga bisa terjadi bila kita saling ikhlas untuk menjalani hidup dan selalu ikhlas memberikan kasih sayang kepada orang lain dalam bentuk apapun. Walau sekalipun harus kita yang berkorban atau yang tersakiti. SUNGGUH..... orang yang selalu berkorban demi kebahagiaan orang lain adalah orang yang tahu arti sebuah kebahagiaan.
_HAPPY ENDING_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar