Sabtu, 27 Desember 2014

MOVE ON

Hari ini adalah hari petamaku tanpa ada dirimu dan bayang-bayangmu. Aku senang, aku bahagia telah melepas semua bebanku di kertas ini. Setiap aku bertemu kamu, aku sudah mulai berani menatap mata itu. Dulu aku memang takut, aku takut karena aku mempunyai perasaan kekamu. Namun, sekarang aku sudah berani, iya aku berani. Karena aku sudah menghapus rasa itu semua dari diriku ini.

Mungkin kamu bingung jika melihatku sekarang. Dulu aku suka membuang muka, jika aku bertemu denganmu. Namu sekarang, aku malah tersenyum dan menyapamu dihadapan teman-temanmu, termasuk didepan kedua orang tuamu.

Kamu tidak perlu bingung ataupun curiga dengan semua perubahanku. Aku berubah seperti ini, bukan karena aku sudah mendapatkan penggantimu. Namun aku termotivasi akan kata-kata dan nasehatmu sewaktu kita masih bersama. Kamu memang benar, kamu memang hebat, karena bisa merubahku menjadi jiwa yang kuat, sabar, rela berkorban, ikhlas dan yang pasti pantang menyerah untuk mendapatkan sesuatu, termasuk segala cita-cita dan impianku yang akan kuraih mulai dari sekarang. Aku berharap bukan hanya hari pertamaku yang bisa berhasil, tetapi aku ingin disetiap hari-hariku ada keberhasilan ini.

Kamu tidak perlu bertanya dengan teman-temanku, bagaimana cara aku bisa melupakanmu. Karena itu adalah hal yang paling mudah untuk kujawab. Aku bisa melupakanmu dengan cara:
1. Selalu menganggap kamu tidak ada di sisiku.
2. Menjauhkan hp dari diriku (untuk sementara waktu).
3. Dihari-hariku tidak pernah ada kamu
4. Selalu menulis karya yang berbau kamu dan perasaanku, agar sema beban pikiranku bisa tertuang di dalam cerita itu dan pergi jauh dari pikiranku.
5. Selalu membuang jauh-jauh virus kamu di pikiranku

Itu adalah 5 cara yang selalu kulakukan disetiap waktu, agar aku bisa seperti ini. Dari sekian cara yang aku lakukan, aku juga selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT, agar semua yang aku lakukan bisa berhasil.

Sekarang kamu tidak usah cangkung lagi denganku, karena kita sudah tidak ada apa-apa lagi. Aku ya aku, kamu ya kamu. Dunia kita sekarang sudahlah beda. Aku harap kamu bisa menggapai semua impianmu, dan aku bisa menggapai segala impianku. Cukup sampai disini cerita kita, aku akan mencoba menulis cerita-ceritaku dimasa yang akan datang, dimana tidak ada kamu, melainkan segala kesuksesanku dan kebahagiaanku. Dan kamu? Kamu hidup bebas sesuka hatimu
Selamat tinggal... :)
#‎itu‬ ceritaku Dihari ini, mana ceritamu? :)

Senin, 22 Desember 2014

Cinta Tak Terbalas

Sudah cukup lama aku memendam rasa ini, namun dia tidak pernah mengetahui akan perasaan ini. Entah dia sengaja, atau memang dia tidak tau. Yang jelas, batinku tersiksa akan perasaan ini.

Waktu itu, aku sempat dekat dengannya. Aku dan dia sangatlah dekat, sampai-sampai banyak orang menyangka kami pacaran. Tetapi kenyataanya, kami hanyalah berteman. Ketika orang berpikiran seperti itu, aku hanya meng’amini ucapan mereka didalam hati. Agar ucapan mereka semua terkabulkan (harapanku).

Malam ini, hpku rusak dan kubawa ke konter untuk diservice. Hampir 1 minggu aku dan dia tidak saling memberi kabar. Aku takut dia berpikiran negative tentangku. Maka, aku bermaksud memberitahunya, bahwa aku sudah 1 minggu tidak memegang hp. dia merasa senang melihatku menghampirinya dan memberikan penjelasan ini. Aku juga sangat senang melihat wajahnya yang menggambarkan bahwa dia senang sekali.

Setelah itu, aku pulang kerumah. Malam ini aku tidak bisa tidur karena memikirkan dia. Hanya dia yang ada dipikiranku. “Duhhh nampaknya cinta ini semakin besar tumbuh dihati, apakah dia merasakan hal yang sama denganku?” hati ini selalu bertanya-tanya akan balasan cinta ini.

Awalnya aku sangat yakin dia akan membalas cintaku. Namun, seiring waktu berjalan, dia lebih suka membuat status di salah satu sosmed dengan membawa-bawa nama perempuan. Timbul banyak pertanyaan di hati ini, “siapakah dia?”.

Segala cara telah aku lakukan, salah satunya adalah menanyakan “siapa perempuan itu” kesalah satu teman sekolahnya. Tetapi, jawaban yang tak kusangka malah terlontarkan dari mulut temannya itu. Temannya memberitahuku, bahwa perempuan itu adalah “mantan kekasihnya”, mereka satu sekolah, satu jurusan dan satu kelas. Mendengar penjelasan itu, tubuhku berubah menjadi dingin dan gemetaran. Sungguh, betapa kecewanya hati ini, mendengar ucapan itu. Walaupun seperti itu, aku tetap baik hati kepadanya.

Setelah kejadian itu, aku berusaha tegar, bersabar, ikhlas dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aku sadar, mungkin aku dan dia memang tidak jodoh. Aku bahagia melihat dia bahagia dengan mantan kekasihnya. Mungkin, sebentar lagi mereka akan bersatu lagi. Dan aku harus pergi serta meninggalkan perasaan dan mimpi kecilku ini, agar mereka bahagia. Aku yakin, cinta yang tak terbalas ini, suatu saat nanti pasti akan menemukan sosok seseorang yang memang pantas dan layak untuk kucintai dan mencintaiku. Semua ini akan selalu terkenang di hati.

SELAMAT TINGGAL untuk perasaan ini, kamu dan semua kenangan itu. Aku bahagia akan semua ini^_^


Nama: ESI ISTIQOMAH
umur: 16th
Kelas: X-AK2 di SMKN 11 JAKARTA
tempat tinggal: Jl. Teluk Gong Gang Masda 2 Rt 07 Rw 009 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan Jakarta Utara

Minggu, 07 Desember 2014

ARTI SEBUAH KEBAHAGIAAN

Gak tau kenapa hampir setiap hari aku memimpikan sosok seorang lelaki memakai baju biru. Aku tidak tahu dia itu siapa. Yang kutahu dia adalah seorang lelaki tampan yang selalu mengenakan baju berwarna biru muda. Aku merasakan keanehan ini setelah tragedi kecelakaan waktu itu. Yang sudah menelan semua anggota keluargaku. Kini hanya tinggal aku sendiri. Iya hanya aku seoranglah yang masih sempat terselamatkan dari tragedi kecelakaan itu. Adik dan orang tuaku, mereka sudah tenang disurga sana.

Malam ini bukan malam pertama atau kedua kalinya aku memimpikan seorang laki-laki itu, tetapi ini adalah malam ke 100 kalinya aku bermimpi seperti itu. sosok laki-laki itu selalu memecahkan konsentrasiku dalam mengerjakan pelajaran mata kuliahku. Gara-gara hal ini aku jadi seperti orang gila yang selalu dihantui sosok lelaki baju biru.

Pagi itu aku pergi kekampus bersama Adi. Adi adalah salah satu sahabat aku yang paling setia menemaniku. Keluarga Adi juga sudah menganggapku seperti anak mereka. Begitu juga denganku, yang sudah menganggap kedua orang tua Adi adalah orang tuaku.

Tepat waktu istirahat, Aku dan Adi pergi ke kantin kampus. Disana aku seperti melihat sosok seseorang yang selalu hadir didalam mimpiku dan selalu menghantuiku. Tetapi kali ini dia mengenakan baju berwarna putih. Akupun sempat merasakan keanehan dengan orang itu dan tentang mimpiku selama ini.

Setelah itu aku langsung pulang. Seperti biasa aku selalu diantar-jemput oleh Adi. Tetapi kali ini aku pulang sendirian, karena Adi harus ke toko buku dulu, untuk membeli buku adiknya.
Kesialanpun berpihak denganku. Bukan hanya hujan besar, tetapi angkotpun dari tadi tidak ada yang lewat didepanku. Padahal aku sudah hampir  2 jam menunggu angkot untuk pulang, tetapi setiap angkot yang lewat kursinya sudah tidak muat lagi.  Tiba-tiba dari arah selatan datanglah mobil berwarna hitam menghampiriku dan mobil itu berhenti tepat di depanku. Aku penasaran, siapa yang ada didalam mobil itu. Tidak mungkin Adi, karena mobil Adi berwarna putih bukan hitam.

Ketika aku melamun, tiba-tiba ada sosok lelaki yang turun dari mobil itu dengan membawa sebuah payung lalu dia menghampiriku. Saat kulihat wajahnya, ternyata dia itu adalah orang yang selalu menghantuiku didalam mimpi. aku sangat-sangat terkejut melihatnya. Ketika aku melamun dia menyodorkan tangannya ke tanganku dengan menawarkan tumpangan kepadaku. Namun aku segera menolaknya. Tetapi laki-laki itu malah menasehatiku, agar aku ikut saja dengannya. Karena disini sudah tidak ada angkot lagi yang akan lewat. Karena ini sudah pukul 4 sore.

Aku sempat berfikir bahwa yang dibicarakan lelaki itu sebenarnya adalah benar, namun aku takut dengannya. Tetapi lelaki itu telah berjanji kepadaku bahwa dia hanyalah bermaksud baik untuk menolongku, bukan untuk hal yang negatif.  Lalu akupun ikut bersamanya.

Sesampainya dirumah aku mengucapkan terimakasih kepadanya, namun dia hanya tersenyum manis membalas ucapanku.  Dan dia bertanya siapa namaku, dan aku jawab namaku adalah Putri. Setelah itu diapun memberitahu namanya adalah Rio. Ohh.. ternyata dia adalah Rio, orang yang selama ini menghantuiku didalam mimpi (ucapku didalam hati). Setelah itu aku langsung masuk kerumah dan membersihkan bajuku yang basah.

Malam ini adalah malam minggu. Biasanya Adi mengajakku untuk main keluar rumah, namun kali ini Adi tidak mengajakku, mungkin dia lagi sibuk dengan mata kuliahnya. Tiba-tiba dipikiranku melintas sosok Rio, aku melamun dengan sikap Rio tadi. Rio memang baik, tetapi kenapa aku takut dengannya? Akupun bingung sekali dengan perasaan takutku itu.
Pagi ini hari minggu, seperti biasa aku joging di taman. lagi-lagi aku bertemu Rio. Tetapi anehnya semalam aku tidak memimpikan sosok baju biru lagi. Tetapi..... yasudahlah aku tidak mengerti sama semua ini.

Saat aku sedang duduk ditaman, Rio lewat didepan ku. Kuakui bahwa Rio sangatlah tampan dan gagah.  Tetapi.. huh sudahlah aku bicara seperti apa ini. Tidak jelas menurutku.
Senin pagi aku pergi kekampus, tepat di tangga aku bertemu Rio. Dia menyapaku, aku hanya tersenyum kepadanya. Ketika pulang kuliah, Rio menungguku di depan pintu gerbang. Ketika itu aku dan Adi sedang tertawa-tawa menceritakan adiknya Adi. Namun aku terkejut waktu Rio mengajakku pulang bareng bersamanya. Ternyata Adi tidak suka melihat Rio seperti itu, karena Adi cemburu dengan Rio.

Setelah itu Adi menyuruhku untuk pulang bersama Rio, karena Adi harus pergi menjemput ibunya dahulu. Adi takut telat jika harus mengantar aku dulu. Mendengar Adi bicara seperti itu, aku pun menerima tawaran Rio.

Disepanjang jalan Rio menanyakan asal-usul aku dan keluargaku. Aku hanya menjawab “aku disini sudah tidak mempunyai siapa-siapa. Aku disini hanya dirawat oleh Adi dan keluarganya, namun kami tetap berbeda rumah, karena aku tidak mau meninggalkan rumah orang tuaku”.
Rio tersenyum mendengar ceritaku dan dia berkata “tenang Put, aku akan selalu ada dan menjagamu sekuat dan semampuku”, sambil memegang keningku. Aku hanya tersenyum melihat respound Rio seperti itu kepadaku.

Semenjak kejadian itu, Rio malah sering menjemput dan mengantarku kekampus. Tetapi aku malah merasa Adi pergi menjauh dariku. Ketika sampai dikampus, kulihat Adi sedang duduk sendiri di taman. kuhampiri dia, dan kutanya “apa yang sedang kau pikirkan Adi?” Adi hanya menjawab “aku sedang memikirkan seorang wanita yang aku sayangi dan aku cintai, namun dia sedang dekat dengan orang yang tak kukenal” aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Adi seperti itu,  Namun Adi malah marah kepadaku dan meninggalkanku.

Aku segera mengejarnya dan aku meminta maaf kepadanya. aku tidak bermaksud untuk menertawakannya. Aku hanya kaget dan lucu mendengarnya berbicara seperti itu. Lalu Adi hanya bilang “iya aku tahu maksudmu, dan akupun tidak pernah tersinggung dengan ucapanmu tadi”. Saat berbicara seperti itu tiba-tiba Rio datang mengajakku pergi kerumahnya untuk menemui Ibunya. Lalu Adipun langsung meninggalkanku dengan cepat.

Ketika didalam mobil tiba-tiba Rio menyatakan cintanya kepadaku. Namun aku tidak bisa menjawabnya sekarang, aku masih bingung. Sesampainya di rumah Rio, kedua orang tua Rio sangatlah baik kepadaku, mereka memperlakukanku seperti anaknya. Mungkin karena mereka tidak mempunyai anak perempuan (pikirku).

Sesampainya dirumah, ternyata Adi sudah menungguku sangat lama. Waktu kudatang, Adi hanya menyindirku dengan nada ngeledek. Aku hanya menjawab “aku hanya diajak untuk bertemu dengan kedua orang tuanya Rio saja”, lalu Adi menyahuti ucapanku dengan ketawa riang “sebentar lagi juga mereka datang kerumahmu untuk melamarmu put” aku segera masuk meninggalkan Adi. Adi segera pulang kerumahnya.

Keesokan harinya Rio menagih jawabanku, aku bingung. Padahal aku semalaman tidak tidur untuk memikirkan hal itu, namun jawabanku masih meragukan. Namun Rio sangatlah mengerti dengan keadaanku, jadi Rio masih memberikanku kesempatan untuk berfiki hingga besok hari.
Keesokannya dengan raut wajahnya yang senang, Rio menghampiriku dengan membawa seribu penantian jawaban dariku. Ketika aku menjawab kalau aku mau menjadi pacarnya, disamping aku ada Adi. Adi hanya tersenyum melihatku seperti itu. Karena Adi ingin yang terbaik untukku dan Adi ingin aku bahagia bersama orang yang aku sayangi. Adi lalu pergi meninggalkan aku berdua bersama Rio.

Sudah 1 tahun aku menjalani hubungan bersama Rio, namun aku lihat Adi malah menjauhiku begitu saja. Aku tidak tahu akan maksudnya, tetapi aku yakin bahwa ada sesuatu hal yang Adi sembunyikan dariku.

Ketika aku menghampiri Adi di taman, Adi sama sekali tidak mau menatap kedua mataku. Ketika kulontarkan banyak pertanyaan kepadanya, Adi hanya menjawabnya dengan singkat. Ketika ku pegang tangannya dan kutatap matanya, Adi menangis. Iya dia menangis, dia tidak bisa membohongi perasaannya kepadaku. Dia menyesal, karena dari dulu tidak berani mengungkapkannya kepadaku. Dia juga tidak bisa lari dari semua kenyataan ini. Adi hanya ingin aku bahagia bersama orang yang aku cintai.

Mendengar itu, hatiku bergetar. Aku bodoh, aku tidak pernah sadar akan perhatian Adi selama ini. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Karena aku sudah bersama Rio. Akupun sudah sangat menyayangi Rio. Namun Adi hanya berkata “sudah, kau tidak usah memikirkanku. Aku bahagia melihat kau bahagia. Kalau kamu tidak bersama Rio juga kita tidak akan pernah bisa bersatu, karena sebenarnya aku sudah dijodohkan dengan anak temannya mama, dia namanya Anggi. Wanita cantik yang baik hati” jawaban Adi sedikit menghiburku. Namun aku masih belum bahagia, kalau Adi masih terluka olehku.

4 bulan telah berlalu. Aku sekarang sudah bahagia bersama Rio dan Adipun sudah bahagia bersama Anggi. Kejadian itu adalah sebuah pelajaran bagi aku, Adi dan kita semua. Karena kebahagiaan adalah sesuatu hal yang sulit didapatkan. Dan kebahagiaan bisa saja berupa cinta, kasih sayang ataupun kebersamaan. Kebahagiaan juga bisa terjadi bila kita saling ikhlas untuk menjalani hidup dan selalu ikhlas memberikan kasih sayang kepada orang lain dalam bentuk apapun. Walau sekalipun harus kita yang berkorban atau yang tersakiti. SUNGGUH..... orang yang selalu berkorban demi kebahagiaan orang lain adalah orang yang tahu arti sebuah kebahagiaan.

                                                             _HAPPY ENDING_

Jumat, 05 Desember 2014

SEORANG SAHABAT

Pagi itu waktu aku ingin pergi ke sekolah, aku melihat seorang wanita cantik sedang duduk di taman. kuhampiri dia, takku sangka dia adalah deby. Deby adalah salah satu sahabatku dari semasa aku kecil. Cuma dia yang benar-benar tulus berteman denganku. Sewaktu aku susah dia selalu ada untukku dan sewaktu aku sedih dia selalu ada untuk menghiburku dengan mimik mukanya yang lucu itu. Deby memang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup diatas rata-rata. Tetapi dia tidak sombong,  dan dia selalu memberi kepada orang yang benar-benar pantas untuk diberi. Aku bangga, benar-benar bangga dengannya.

Tepat waktu liburan sekolah, aku beserta segenap keluarga deby pergi untuk berlibur ke rumah neneknya deby. Sewaktu aku dan deby tidur, tak kusangka kedua orang tua deby sedang membicarakan tentang penyakit yang sudah lama diderita oleh deby. Aku benar-benar terkejut mendengarnya, mendengar bahwa deby menderita penyakit kanker. Aku sempat tak percaya, karena deby selalu tampak sehat dan lebih ceria dibandingkan denganku. Aku harus menyelidiki tentang semua ini.

Setelah seminggu aku menginap dirumah neneknya deby, aku dan deby pergi ke sawah.  Disana banyak sekali burung-burung berterbangan. Aku dan deby berusaha mengejar dan menangkapnya, namun tiba-tiba deby merasakan pusing dan sakit dibagian pernafasannya. Aku dan deby segera pulang ke rumah neneknya.

Sesampainya di rumah, deby segera dibawa ke dokter dengan menggunakan kendaraan pribadi keluarganya. Aku selalu ikut untuk menemani deby. Setelah sampai di rumah sakit, ternyata dokter bilang kalau deby terlalu lelah yang mengakibatkan dirinya begitu drop. Deby harus banyak-banyak istirahat. Liburan ini benar-benar tidak mengasyikkan. Liburan ini hanya membuat deby drop.
Setelah 2 minggu menginap di rumah nenek, aku beserta deby dan kedua orang tuanya segera kembali lagi ke Jakarta, karena senin besok sudah mulai masuk sekolah. Kondisi deby belum stabil, malah kulihat deby semakin parah. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.

Keesokan harinya, waktu aku sekolah, aku sama sekali tidak melihat deby. Kutanyakan keberadaan deby kepada teman sekelasnya, tetapi mereka semua bilang tidak tahu. Aku cemas dan khawatir dengan deby. Aku takut deby benar-benar belum sembuh akibat liburan kemarin.
Setelah pulang sekolah aku mampir ke rumah deby. Tetapi dirumahnya kelihatan kosong tak berpenghuni. Aku bertanya kepada salah satu tetangganya, mereka hanya bilang deby dan keluarganya sudah lama tak kelihatan dirumah. Di rumahnya hanya ada pembantu dan tukang kebunnya saja. Aku penasaran akan keberadaan deby. Kucoba tanyakan semua ini kepada pembantunya deby. Dan pembantunya bilang kalau deby dirawat di rumah sakit dari semenjak usai liburan kemarin. Sungguh aku benar-benar khawatir akan kondisi deby.

Hari ini adalah hari minggu, aku berniat untuk menjenguk deby di rumah sakit. Sesampainya disana, aku melihat kedua orang tua deby sedang duduk melamun di depan ruangan dimana deby dirawat. Kuhampiri mereka dengan rasa gelisah. Ketika kutanyakan akan kondisi deby, kedua orang tua deby hanya bilang kalau deby tidak apa-apa. Deby hanya kelelahan saja, kemungkinan besok sudah bisa sekolah lagi seperi biasanya.

Setelah itu aku pulang ke rumah. Kuceritakan kondisi deby kepada ibuku. Ibuku hanya menjawab dan memberiku nasehat agar aku tidak perlu berfikiran negatif akan kondisi deby. Aku hanya menganggukkan kepala ketika ibu menasehatiku. Nasehat ibu memang benar. Aku tidak boleh beranggapan negatif akan kondisi deby, namun aku juga tidak bisa berdiam diri melihat deby seperti itu.

Keesokan harinya deby sudah bisa sekolah lagi seperti biasa, namun kondisinya memang belum pulih. Aku senang bisa bertemu dengannya. Sudah lama aku tidak pernah melihat deby. Bisa dibilang aku merindukan deby. Iya aku sungguh merindukannya.
Seiring jalannya waktu, tiba-tiba deby hilang tanpa kabar. Kuberusaha mencari-carinya, namun aku tidak menemukannya. Tepat tanggal 27 Oktober 2014 aku menghampiri rumah deby. Di pagar rumah deby tertancapkan bendera kuning dan di teras rumah deby terdapat tenda. Aku bingung, apa yang sedang terjadi dirumah deby ? dan siapa yang meninggal ?.

Dari pada aku penasaran lebih baik aku masuk kedalam rumah deby. Sungguh tak kusangka kedua orang tua deby sedang menangisi sosok seseorang yang sedang terbaring tak bernafas. penasaranku samakin memuncak ketika melihat sosok seseorang yang sedang terbaring lemah tak bernafas dan tertutupi kain panjang. Ketika kuhampiri ternyata itu adalah deby. Iya deby, sahabatku dari kecil. Sosok deby tiba-tiba hilang bagaikan dimakan bumi. Dan kini tiba-tiba aku sudah melihat deby tak bernyawa lagi. Sungguh aku seperti berada didalam dunia mimpi. Aku berharap ada sesorang yang membangunkanku dari dunia mimpi ini. Namu disisi lain aku sadar bahwa semua ini bukanlah mimpi. aku tak kuasa melihat hal ini semua. Kini hanya tinggal kenangan saja. Cita-citaku bersama deby untuk menjadi seorang pengusaha tiba-tiba hancur sudah. Tetapi aku tidak boleh lemah hanya karena hal ini saja, aku harus bisa berjuang sendirian untuk membangun usaha itu. Aku tidak mau melihat deby di surga sana sedih akibat mlihatku sedih dan rencana itu gagal semua. Aku harus bisa membuat deby di surga sana senang. Ya.. aku harus BISA BISA BISA dan BISA. Itu adalah keyakinan didalam diri dan hatiku untuk menempuh kesuksesan dimasa yang akan datang. Semoga deby tenang dialam sana dan deby bahagia dialam sana. Doa itu selalu kupanjatkan untuk deby.

SELESAI........ !

Kamis, 27 November 2014

CINTA PERTAMA

Pagi itu tepat jam 07:00 pagi, aku pergi kesekolah bersama Naya. Aku dan Naya menaiki motor metik berwarna putih dan Naya mengenakan jaket berwarna merah. Pagi itu suasana kurang mendukung. Memang....  ini adalah bulan-bulannya dimana ibu kota terguyur hujan dan akan berakibatkan banjir melanda ibu kota.

Waktu hujan kami berdua berteduh di salah satu caffe terkenal di jakarta. Bukan hanya kami yang berteduh disana, tetapi banyak sekali pengendara-pengendara motor yang sedang berteduh disana. Kami berdua bingung, apa yang harus kami lakukan ? tas dan seragam kami berdua sudah basah kuyup terkena air hujan. Al hasil kami tidak meneruskan perjalanan kami kesekolah, melainkan kami berdua malah menikmati rintihan-rintihan hujan dan tiupan angin yang cukup besar sambil menghabiskan secangkir kopi di atas meja di caffe itu.

Sekitar pukul 09:00 kami merasa lapar, dan berniat untuk memesan makan. Belum sempat memesan makanan tiba-tiba datanglah 2 orang laki-laki dengan keadaan basah kuyup, tanpa basa-basi mereka langsung duduk di bangku tempat dimana kita sedang menghabiskan secangkir kopi. Nampaknya Naya penasaran akan sosok 2 orang laki-laki yang berada disebelahnya. Tanpa berfikir lama Naya segera bertanya kepada salah satu mereka.
 “maaf sebelumnya, anda ini siapa dan dari mana ya? Kelihatannya baju seragam anda basah semua?” tanya Naya tanpa ada rasa malu.
“maaf sebelumnya, nama saya Angga dan teman saya ini adalah Radit. Kami berdua sedang berteduh disini. kami ingin ke rumah teman di jalan M.Thamrin untuk mengerjakan tugas kelompok” jawab salah satu dari mereka dengan nada pelan.

Gak lama kemudian hujan pun redah. Aku dan Naya segera bergegas untuk pulang kerumah dengan buru-buru. Tanpa sadar komik doraemon ku ketinggalan diatas meja caffe tadi. Aku baru ingat ketika aku sudah sampai dirumah. Ingin kembali lagi ke caffe itu pun rasanya sudah malas sekali, karena cuaca benar-benar kurang mendukung di hari ini. Hanya berdoa yang bisa kulakukan, agar komik kesayangan ku itu tidak diambil oleh orang lain. Dan aku punya niat untuk mengambilnya besok pagi.

Minggu ini adalah waktunya aku CFD berasama teman-teman alumni sd. Tepat jm 06:00 aku berlari melintasi caffe dimana kemarin aku berteduh bersama Naya. Nampaknya sepi sekali caffe itu. Yang kulihat hanyalah pelayan nya saja. Mata ku melihat ke seluruh arah sudut pojok  caffe itu dimana aku kemarin duduk untuk menikmati secangkir kopi, tetapi di atas meja itu sudah tidak ada apa-apa lagi. Tanpa berfikir lagi, aku langsung bergegas meninggalkan caffe itu. Tetapi pas di depan pintu, aku melihat 2 orang lelaki yang kemarin. Dia mengenakan celana trening dengan membawa handuk kecil dilehernya. Terfikir sekilas di otak ku, bahwa aku harus menanyakan komik kesayangan ku itu kepada mereka. Karena sewaktu aku dan Naya pulang, hanya mereka berdua saja lah yang duduk di meja itu. Tetapi malu rasanya untuk bertanya.

Aku dan teman-teman ku segera melajutkan CFD di pagi itu dengan lari-lari mengelilingi Bundaran HI. Lagi-lagi hujan mengguyur tubuh ku. Aku dan teman-teman ku berlarian mencari tempat untuk berteduh. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang memberikan handuk kecil kepada ku, agar kepala ku tidak terkena air hujan. pas kulihat ternyata dia adalah Radit. Iya Radit temannya Angga, lelaki di caffe itu. Aku dan dia segera berlari ke salah satu pohon rindang di dekat taman. aku memberi ucapan trimakasih kepada Radit atas bantuannya itu. Bukannya ngerespound ucapan ku, dia malah mengulurkan tangannya yang sedang menggenggam sebuah buku. Aku bingung akan maksud dia. Ternyata dia sengaja mengikuti ku dari caffe itu hanya untuk mengembalikan komik kesayangan ku itu. Lagi-lagi aku mengucapan rasa trimakasih kepadanya. Namun dia hanya menjawab “tidak usah terlalu banyak bilang trimakasih, karena apa? Karena KITA adalah teman, dan inilah gunanya teman untuk saling membantu” (sambil tersenyum manis dengan lesung pipit di pipinya). Setelah itu Radit meminta my number phone, dan saya memberikannya.

Setelah kejadian itu kami berdua sering SMSan dan lebih akrab lagi. Naya hanya bingung dengan sikap sahabatnya ini. “Mengapa DIA akhir-akir ini selalu senang? Apakah ada sesuatu hal yang membuat dia senang?” Naya hanya bisa bergurau di dalam hati, karena sudah lama dia tidak pernah melihat aku sesenang ini.

Setiap pulang sekolah aku dan Radit selalu mengunjungi Toko Buku. Kebetulan hobby kita sama, yaitu membaca novel dan menulis. Saat aku  sedang duduk membaca buku novel kesukaan ku, tiba-tiba Radti bertanya “apa alasan mu membaca novel?” dan aku hanya menjawab “alasan ku membaca novel adalah agar aku terinspirasi dan mempunyai ide-ide baru untuk membuat karya tulis lagi”.  Radit hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya saja saat mendengar jawaban ku itu.
Saat pulang dari Toko Buku kami pergi ke Taman dekat rumah ku. Disana aku dan Radit duduk menikmati udara di sore hari sambil menikmati segenggam ice cream. Tiba-tiba Radit mengeluarkan bunga dari tas nya. Aku bingun akan maksudnya. Dan pada saat itu Radit menyatakan cintanya kepada ku. pada saat itu aku bingung, karena aku baru mengenalnya. Tetapi aku tau bahwa dia adalah orang yang baik, mandiri, pintar dan berakhlak. Dan akupun tidak bisa berbohong akan hati dan perasaan ini, bahwa sesungguhnya akupun merasakan hal yang sama seperti Radit. Dan akupun menerima cintanya.

Sudah hampir 6 bulan kami berpacaran dan Radit pun masih sering mengajak ku ke Toko Buku itu. Karena menurut Radit tempat itu adalah tempat yang cocok untuk kita berdua yang memiliki hobby membaca novel. Ketika asyik sedang membaca buku, tiba-tiba Radit menanyakan sesuatu hal yang benar-benar tak ku sangka.
“hubungan kita sudah berjalan 6 bulan, dan kita sudah mendekati kelulusan sekolah setelah itu akan menuju kejenjang yang lebih tinggi lagi untuk menggapai semua impian. Hal pertama apa yang akan membuat kamu sedih ketika hal itu terjadi?” tanya Radit sambil memegang tangan ku.

“hal yang paling ku sedih adalah aku harus berpisah dengan teman-teman seperjuangan ku, dan aku harus meninggalkan masa-masa indah di sekolah” jawabku sambil menoleh kepadanya.
“kamu gak sedih jika nanti kamu sudah lulus akan terpisah jauh dengan ku?” Tanya Radit sambil memandang kedua mata ini.

“kenapa harus sedih? Bukan kah kau sudah berjanji kepada ku untuk tidak pernah meninggalkan aku sendirian?” jawab aku sambil menatap matanya.

“kita kan tidak pernah tau nasib dan takdir kita kedepan akan seperti apa, akankah kita akan hidup sehat sampai tua nanti atau memang kita harus meninggal dunia disaat kita belum sukses? Hal itu bisa saja terjadi, karena itu semua sudah diatur oleh Allah” jawaban Radit itu membuat aku menimbulkan pertanyaan-pertanyaan akan maksud ucapannya. Tetapi aku tetapi berfikir positif akan ucapannya.

Waktu bejalan begitu cepat. Dimana malam pelepasan kelas 3 berlangsung aku pulang kerumah, karena aku terasa tidak enak badan. Sudah 1 minggu aku tidak pernah medapat kabar dari Radit. Hal ini sangat membebani pikiranku. Aku khawatir dan takut akan kondisi Radit disana. aku bertanya kepada Angga akan keadaan Radit, namun Angga menutupi itu semua. Pikiran negatif pun muncul dibenak ku “Apa mungkin Radit  bersama wanita lain disana? apa mungkin dia lupa akan diriku?” yang pasti aku benar-benar cemas memikirkan dia.

Sudah hampir 3 bulan Radit tidak memberi ku kabar. Dan ini adalah saatnya aniversary yang ke 4 tahun, tetapi aku tidak pernah melihat akan sosok nya. Seperti biasa aku menunggu Radit di Toko Buku yang sering kami kunjungi. Hujan deras mengguyur malam itu, aku mengenakan baju berwarna merah sambil memegang bunga pemberian dari Radit yang sedang duduk sendirian menunggu sosok Radit yang selama ini ku nantikan. Saat ku lihat jam dinding, kulihat arah panah jam itu menunjukkan pukul 10:00 malam. Dan aku harus pulang karena Toko Buku ini harus ditutup.

Disepanjang jalan aku menangis. Mengapa Radit begitu jahat kepada ku. kesalahan apa yang sudah ku perbuat kepadanya ? sampai-sampai dia benar-benar melupakan ku. ketika aku sedang berjalan, ada sosok lelaki yang sedang mengejar-ngejar ku di belakang sana. Dia berlarian dengan tergeseh-gesah hingga baju yang dikenakkannya basah kuyup akibat terkena hujan. Tak ku sangka dia adalah Angga, teman dekatnya Radit. Kelihatanya dia sanat panik, namun aku tak merespound nya.

Sesampainya Angga di depan ku, dia memberi tahu ku,  bahwa Radit meninggal dunia malam ini sekitar jm 08:00 malam. Aku menganggap ucapan Angga itu sedang bercanda, dan tanpa ku sadari bahwa tangan kanan ku menampar pipi kirinya Angga. Lalu angga diam, dan dia pun mulai menjelaskan maksud omongannya itu. Dia menjelaskan bahwa Radit telah meninggal dunia akibat kecelakaan saat akan ke Toko Buku untuk merayakan hari jadi hubungan aku dan Radit. Sejenak aku diam, amarahpun redah seketika, kujatuhkan tas dan tak kuat rasanya kaki ini menahan tubuh ku. Air mata ini jatuh menetes bersamaan jatuhnya air hujan ke tanah. Aku bingung akan semua ini, mengapa hal ini terjadi kepada ku. jerit dan tangis ku lontarkan pada malam itu, hingga banyak orang melihat ku seperti orang yang tak waras.

Aku dan Angga segera ke rumah Radit. Sesampainya di depan pintu, aku tak kuasa melihat Radit yang sedang terbaring tak bernafas yang tertutup kain kavan putih. Aku duduk, aku menangis, rasanya nyawa dan semangat ku sebagian telah terbawa bersama Radit ke alam sana. Betapa sesaknya ku Di malam itu, melihat Radit (kekasih ku) sudah meninggalkan ku terlebih dahulu. Masa depan ku bersamanya hancur sudah dan harapan ku bersamanya pupus sudah. Kini hanya tinggal kenangan-kenangan yang tersisa bersamanya. Tak pernah bisa ku lupakan akan sosoknya yang selalu menghiasi hati ini dan hari-hari ku.

Walaupun Radit sudah tidak ada di dunia ini, tetapi Radit akan selalu tumbuh di hati ini. Rasa sayang ini tidak akan pernah hilang dan benih-benih cinta ini, akan selalu tumbuh menjadi pohon rindang yang tak akan pernah bisa ditebang atau di hancurkan oleh orang lain. Karena ini adalah cinta pertama yang akan selalu terkenang sepanjang waktu dan masa ku.

============================> THE END <===============================

Terimakasih, semoga bermanfaat ^_^