sejak usianya yang mulai meranjak dewasa, Dewi sangat nakal dan ceroboh. Dia sangat-sangat berbeda dengan teman sepantarannya. Dia galak, songong, belagu, pemberani dan dia juga banyak sekali memiliki sifat yang jelek. Ayah Dewi sudah meninggal sejak ia kelas 5 SD. 6 tahun setelah kepergian Ayah Dewi, kini Dewi hanya tinggal berdua dengan Ibunya dirumah yang sederhana. Ibu Dewi mencari makan dari cuci gosok yang ia lakukan dirumah-rumah tetangganya. Memang gaji seorang tukang cuci gosok tidaklah besar, tetapi semua itu bisa membantu kebutuhan mereka setiap harinya.
Disekolah Dewi terkenal dengan kelompok genk nya. Dewi bersama teman-temannya membuat genk dengan nama "CewLak". CewLak adalah singkatan dari cewe galak. Yah... galak, sangat galak mereka semua, sampai-sampai banyak siswa-siswi takut dengannya. Setiap mendengar "CewLak" banyak murid yang pergi terkocar-kacir hingga jatuh bangun untuk menghindari Dewi dan teman-temannya. (Sudah terbayang bukan, bagaimana galaknya mereka semua?? Hahahha).
Lisa si anak buta yang selalu di bully oleh Dewi dkk, tidak pernah menyimpan dendam dengan mereka semua, terutama Dewi. Karena Dewi adalah leader dari genk mereka itu. Cacian yang dilontarkan mulut jahat Dewi itu sangat-sangat membuat Lisa merasa sakit hati. Matanya yang tidak bisa melihat itu, kini meneteskan air mata hanya karna cacian itu. "Apa yang dilakukan Dewi kepada Lisa? Kasian Lisa. Dia sangat sedih" banyak orang yang bertanya-tanya seperti itu dibelakang mereka semua.
Pagi ini Dewi berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Tepat ditikungan lampu merah, roda sepeda motor yang dikenakan Dewi tergelincir akibat sisaan air hujan semalam. Tepat dimana Dewi terjatuh, disana terdapat Lisa yang sedang berjalan menuju sekolah. Mendengar suara motor Dewi yang menabrak terotoar, Lisa panik, lalu Lisa tergesah-gesah menghampiri dan memberikan pertolongan kepada Dewi. Bukannya ucapan terimakasih yang Dewi berikan kepada Lisa, malah Dewi mengucapkan bahwa Lisa adalah pembawa sial bagi dirinya. Astagfirullah.... apa yang Dewi lakukan kepada Lisa, sangatlah tak pantas!!.
Dari sudut pojok terdengar langkahan kaki menuju mading sekolah. Itu adalah langkahan kaki Dewi yang dimana diiringi bekasan tanah liat disepatunya. "HAHAHAHAHA DIA CEWE MISKIN YANG BELAGU,TIDAK TAU DIRI, TIDAK PUNYA HATI, BIADAB MULUTNYA ITU". Terdengar jelas sekali di lorong mading itu, bahwa anak-anak sedang mengejeknya dan menertawakannya. Dewi terkejut melihat itu semua. Ia berlari kencang menuju mading.
Sesampainya dimading, tepat depan mading, ia melihat sosok Ibu-ibu dengan mengenakan baju daster sedang mencuci pakaian. Bagaimana dia tidak malu, ibu-ibu itu adalah orang tua Dewi. Suasana berubah menjadi hening, matanya berkaca-kaca, rambut tebalnya berantakan akibat lari tadi. Dia sangat malu melihat itu semua, melihat ibunya dan melihat pekerjaan ibunya.
"Bbrruuukkk"... dia menabrak Lisa. Lisa terjatuh,tongkatnya patah, kakinya keseleo. Namun apa yang dilakukan Dewi?, Dewi malah memarahinya habis-habisan.
"Heh, kalo jalan minggir dong. Udah tau buta, masih aja jalan ditengah-tengah. Emangnya ini jalan punya nyokap-bokap luh?."
"Maaf Wi, aku gak sengaja. Apa kamu terluka?"
"Udah deh gausah sok care sama gue.
Urusin aja hidup luh sendiri. Belum becus aja masih ngurusin hidup orang. NGACA DONG....!!"
Dewi sangat marah dengan Lisa. Tapi setelah kejadian itu Dewi melanjutkan larinya menuju taman sekolah.
Disepanjang jalan banyak orang yang menertawakannya. Betapa merahnya muka Dewi akibat ejekan-ejekan itu. Betapa kecewanya dia dengan teman-teman sejoli nya itu. "Mereka yang membuat gue kaya gini,bakal gue bales semuanya",sambil menangis Dewi bergemeru.
Lisa menghampiri Dewi ditaman, Dewi segera menghapus air matanya. Lisa sangat mencemaskan keadaan Dewi sekarang, karna dia tahu bahwa 1 sekolah sedang membicarakan keburukan keluarga Dewi. ketika Lisa mendekat, Dewi menjauhinya. Bahkan Dewi malah mendorong Lisa hingga dia terjatuh. Lisa memegang tangan Dewi dengan eratnya sambil berkata "Wi kamu kenapa? Aku sudah tau semuanya yang sedang terjadi dengan kamu. Anggap mereka semua angin. Mereka semua tidaklah penting untuk kita, terutama kamu". Dewi masih saja belagu. Dia tidak mendengarkan perkataan Lisa. Dia malah pergi meninggalkan Lisa.
Jam istirahat berlalu...
Selama jam pelajaran, Lisa tidak mendengar suara Dewi dikelas. Yah... bagaimana dia akan mendengarnya? Jelas-jelas Dewi bolos jam pelajaran. Lisa mencari-cari Dewi hingga keujung sekolah, tetapi dia tetap saja tidak menemukan Dewi disana. Kaki Lisa melangkah kearah atas gedung sekolah, tidak tahu kenapa kakinya melangkah dengan cepatnya.
"Hiks..hiks...hikss.." terdengar suara tangis seseorang. "Suara itu seperti suara Dewi", ujar Lisa. Dia segera menghampiri arah suara itu. Ternyata itu benar Dewi. Dia bolos jam pelajaran hanya untuk menenangkan diri. Bagaimana tidak? Dia sangat tersiksa dengan kejadian itu semua. Tetapi Dewi tidak sadar jika masih ada orang yang sayang dan peduli dengannya.
"Sudahlah Wi jangan menangis. Air matamu sangatlah mahal. Mereka tak pantas mendapatkan ini semua. Percayalah semua ini ada hikmahnya".
"Luh gatau apa yang lagi gue rasain. Luh itu buta, luh itu gabisa liat. Apasih yang luh tau tentang gue, hah? Percuma tau gak, elu itu gak tau apa-apa!"
"Aku tau semua tentang kamu Wi, aku bahkan kenal dekat denganmu". Ujar Lisa sambil memegang tangan Dewi.
"Luh tau semua tentang gue? Luh itu siapa, hah?. Orang tua gue? Nenek gue?atau baby sister gue?. udahlah Sa pergi sono, jangan ganggu gue".
"Aku tau Wi semua tentang kamu. Kamu lupa ya? Dulu kamu itu pernah mengalami kecelakaan dan mata kamu tidak bisa melihat akibat kecelakaan itu. Kamu lupa sama semua itu? Ingat Wi.... setelah kejadian itu semua, ada gadis kecil yang rela mendonorkan matanya untuk sahabatnya, sahabat yang disayanginya, dan dicintainya. Gadis itu rela berkorban demi kamu, demi masa depan kamu, hingga dia tidak memikirkan masa depannya. Tapi apa? Sekarang gadis itu malah kau caci dan kau maki didepan semua orang. Tetapi, gadis itu tidak memiliki rasa dendam kepadamu. Walaupun dia sakit diperlakukan seperti itu, tetapi dia sangat sabar dengan semua sikapmu kepadanya"
"Maksud luh Sa? Kenapa lu tau semuanya tentang gue? Tentang gadis kecil itu? Luh itu siapa sebenernya?".
"Aku adalah gadis kecil itu Wi. Aku adalah sahabat kecil kamu yang masih bertahan hingga sekarang. Dan tak lupa, aku masih menyimpan setangkai bunga mawar putih yang kau berikan untukku setelah operasi pendonoran mata itu. Aku merasakan kebahagiaan yang sedang kamu rasakan Wi, aku sangat menyangimu seperti saudaraku sendiri".
"Apa??!!!... Maafin gue Sa. Gue emang sahabat yang gapunya rasa terimakasih sama orang. Maafin gue, maafin semua kejahatan yang pernah gue lakuin ke elu".
"aku sudah memaafkannya Wi, sudahlah jangan kau bahas lagi. Ingatlah... seberapa banyak orang yang membencimu, diluar sana masih banyak orang yang menyayangimu. Bukalah mata hatimu dalam jalan kebaikan. Jangan meperbanyak dosa dibumi ini. Semakin kamu berbuat jahat kepada orang lain, semakin banyak Tuhan akan membalas perbuatanmu itu. Berbuat baiklah dalam kehidupanmu Wi, niscahya Tuhan akan meridhoimu. AMIN..."
Setelah kejadian itu semua, mereka bersahabat hingga sekarang. Persahabatan mereka semakin erat setelah kejadian itu semua. Selalu berbuat baiklah kepada semua orang, insya Allah kamu juga akan mendapatkan kebaikannya...
*Ambil hikmahnya yaa dari cerita diatas, semoga bermanfaat😊. Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar