Selasa, 22 Desember 2015

Tembok Berbicara

Siang ini ada rapat di aula sekolah. Ratih tergesah-gesah karena terlambat. Dia terlambat karena dia mengikuti remedial dulu. Novan adalah ketua osis disekolah Ratih. Ratih berlari-lari dari lantai 4 hingga lantai 1. Dia takut telat, jika dia telat Novan akan marah besar dengannya. Tak lupa pasti guru-guru juga akan memarahinya, karna ini adalah rapat yang sangat penting. Sifat Novan yang tengil, sok ngatur, egois, dan sok ganteng itu membuat Ratih tidak suka dengannya. sejak SD dia selalu saja seperti itu. Dia tidak memikirkan hati orang lain. Dia selalu melakukan sesuatu sesuka hatinya saja, tanpa peduli dengan orang lain.

Lusa akan ada lomba menyanyi tingkat kecamatan. Kebetulan Ratih dan Novan adalah siswa pilihan dari sekolah mereka. Untuk kali ini, Novan mengajak ngobrol Ratih. Dia selalu menanyakan hal yang tak penting dengan Ratih. Ratih hanya menjawab tanpa menanya balik kepada Novan. Sangat terlihat jelas, Ratih sangat risih dengan Novan. Tak biasa Novan seperti itu kepada Ratih. Namun, hari ini dia berbeda.

Ketika latihan vocal, Cindy dan Tata sangatlah pandai dalam bernyanyi. Namun mereka memiliki 1 jenis suara yang sama, Bu Anah tidak menyukainya. Kini giliran Ratih dengan Novan. Mereka menyanyikan lagu-lagu jadul. Tak disangka Bu Anah malah menyukai perfom mereka.  Akhirnya Bu Anah memberikan keputusan, bahwa Ratih dan Novanlah yang akan mewakili sekolah mereka.

Hari ini hari senin. Hari dimana lomba akan diselenggarakan. Terlihat sekali banyak peserta dari sekolah lain yang akan memperlihatkan bakat mereka. Pucat sudah wajah Ratih. Lagi-lagi Novan care dengan Ratih. Novan membawakan segelas jus mangga untuk Ratih. Novan sangat khawatir dengan Ratih, karena wajah Ratih sangatlah pucat.
"Rat, minta nomor kamu dong. Disuruh Bu Anah kita tukeran nomor Hp, agar kita lebih mudah jika ingin latihan".


"Baiklah Van." Ratih memberikan nomor hp nya kepada Novan.


Sekarang giliran mereka yang akan bernyanyi untuk menghibur para juri. Novan dengan mengenakan celana jeans dan jas hitam sangatlah tampan. Bagaimana tidak, kulit Novan memang putih. Tak kalah juga dengan Ratih, dia mengenakan dress pendek berwarna putih dan sedikit make-up yang menghiasi wajahnya sangatlah cantik. Banyak sekali teman-temannya yang sengaja datang hanya untuk memberikan semangat untuknya. Mereka semua bersorak-sorak dengan riang gembira telah memberikan Ratih dan Novan semangat.
Setelah acara selesai, Novan pamit ingin kekantin untuk makan. Dia mengajak Ratih,namun Ratih tidak mau karna Ratih masih kenyang. Akhirnya Novan dan yang lainnya pergi ke kantin untuk makan siang. Hanya tinggal Ratih sendiri yang berada di tempat acara itu berlangsung.

"Kring...kring...kring....", Ada nomor tidak dikenal menelpon Ratih. Dia tidak mengangkatnya, karena dia pikir ada orang nyasar menelponnya. Beberapa menit kemudian nomor itu menelpon lagi. Ratih malah kebingungan melihatnya, lalu dia langsung mengangkat telepon itu dengan nada pelan.

"Assalamualaikum Ratih... kamu dimana?", Terdengar suara tidak asing dari telepon itu.

"Wa'alaikumsalam.. ini siapa?", Ratih masih belum mengenali suara itu.

"Aku Novan. Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi. Kamu lagi dimana?".

"Oh.. kamu Van. Aku masih di Kecamatan. Emangnya kenapa?", jawab Ratih dengan heran.

"Tadi kamu aku cariin ketempat lomba, terus kamu gak ada disana. Aku pikir kamu udah pulang, mangkanya aku pulang duluan". Novan menjelaskan semuanya.

"Oh iya... aku tadi ke kantin nyariin kamu. Katanya kita mau pulang bareng? Aku kan gatau jalan Van".

"Tapi aku udah dirumah, baru aja sampe. Kamu beneran gatau jalan?".


"Iya Van, aku beneran gatau jalan".



"Yaudah tunggu sebentar, aku akan balik lagi kesana buat jemput kamu. Kamu tunggu aku aja di dekat pintu gerbang. Jangan kemana-mana sampe aku dateng ya".


Telponpun tiba-tiba terputus. Padahal Ratih ingin berkata, "Novan jangan menjemputku. Cuaca sudah mendung, pasti kamu akan kena hujan jika kemari lagi", Tapi dia sudah menutup telponnya. Mau tidak mau Ratih harus menunggu di depan gerbang untuk menunggu Novan datang menjemputnya.

Setengah jam Ratih menunggu, tapi Novan belum juga sampai. Langit semakin mendung, awan-awan hitam telah menyelimuti bumi. Kilat-kilat datang bergantian seperti orang sedang selfie. Tapi Novan belum sampai juga.
Tak lama setelah itu, terdengar suara motor datang menghampirinya. Ternyata itu Novan. Dia menggunakan motor agar lebih cepat sampai di kecamatan. Ratihpun segera pulang dengannya.

Air hujan turun dengan derasnya membasahi mereka berdua. Tepat di dekat salah satu rumah makan, mereka meneduh dahulu. Hujan semakin deras tanpa berhenti. Mengingat ini sudah memasuki bulan januari, memang tak heran. Karena ini sudah menjadi sebuah tradisi di Ibukota Jakarta ini. Setelah hujan mulai redah, mereka melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke rumah.

Semakin lama mereka malah dekat. Novan sering bercerita mengenai keluarganya. Novan adalah anak tunggal dikeluarganya. Kedua orangtua Novan telah berpisah sejak ia kecil. Semua ini dikarenakan faktor ekonomi. Ayah Novan sempat menjadi pengangguran ketika kedua orangtua Novan masih bersama. Tetapi setelah mereka berpisah, Ayah Novan sekarang menjadi sukses. Novan dari kecil tinggal bersama ayah, nenek dan kakek nya. Ratih baru mengerti mengapa Novan memiliki sifat buruk seperti itu. Itu semua karena faktor pisahnya kedua orangtuanya. Tapi, semakin lama Ratih dekat dengannya, kini semakin Ratih mengenali dia dengan baik. Ternyata Novan tidak seburuk yang ia pikirkan. Itu semua hanyalah cover nya saja, namun isinya sangat-sangat berbeda.

Sepulang sekolah, Novan mengajak Ratih pulang bersamanya. Arah rumah Ratih dan Novan berbeda dari sekolah. Tetapi Novan rela mengantar Ratih pulang dan dia balik lagi ke arah sekolah untuk pulang kerumahnya. Setiap hari mereka bersama. Bayak sekali orang yang tak suka dengan kedekatan mereka. Bagaimana tidak?, Novan adalah ketua osis dan dia sangat tampan. wanita mana yang tak suka dengannya. Didalam sekolah semua wanita menyukainya, dan masih banyak juga wanita-wanita lain diluar sana yang menyukainya. Sungguh beruntung sekali Novan, semua orang mencintainya.

Tepat tanggal 20 Januari, Novan mengungkapkan isi hatinya kepada Ratih. Dengan membawa setangkai mawar merah dan coklat ditangannya dia memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya didepan orang banyak. Yah... dia menyatakan isi hatinya dilapangan sekolah. Banyak sekali orang yang tertawa melihatnya dan banyak sekali orang yang kesal sampai menangis melihatnya. Ratih tak bisa berkata apa-apa. Dia sangat terkejut melihat Novan, karena baru pertama kalinya ia mendengar seorang laki-laki mengungkapkan isi hatinya didepan orang banyak. Rasa malu dan senang campur menjadi satu. Ratih menerima cinta Novan, semua orang bertepuk tangan untuk mereka semua.

Sejak aksi Novan dilapangan itu, Ratih suka senyum-senyum sendiri. Sampai-sampai teman-temannya meledekinya. Dia hanya tersenyum. Teman-temannya memancing-mancing Ratih untuk berbicara mengenai hubungan Ratih dan Novan. Ratih asik bercerita dengan mereka semua. Semuanya tertawa, semuanya bahagia dan semuanya tersenyum untuk Ratih dan Novan.
Asiknya terbawa cerita, Ratih lupa jika dia telah banyak bercerita tentang Novan kepada teman-temannya. Sekumpulan anak osis (tepatnya osis cewe) datang menghampiri Ratih. Mereka memberikan selamat dengan mimik wajah yang berbeda. Ada yang tersenyum senang, ada yang tersenyum sinis dan ada juga yang meludah saat mengucapkan selamat kepada Ratih. Ratih menghiraukan itu semua, dia hanya tersenyum sambil berjalan menuju kelas.

Beberapa hari Ratih menjalani hubungan sepasang kekasih dengan Novan, banyak sekali rintangan yang mereka lalui, terutama Ratih. Teman-teman Novan sangat tidak suka dengan Ratih. Entah mengapa, yang jelas mereka semua selalu menyindir dan mengejek Ratih. Ratih bersabar dan terus bersabar menghadapinya.

Setiap hari hujan lebat di Jakarta. Lebatnya hujan telah mengakibatkan banjir di DKI Jakarta. Semua siswa-siswi dipulangkan karena air semakin naik menutupi jalanan. Lagi-lagi Ratih dan Novan pulang bersama. Mereka dengan asyik nya hujan-hujanan dengan mengenakan baju sekolah. Ratih yang memegang payung dan Novan yang memakai jas hujan kini melintasi jalanan yang digenangi oleh air. Suasana dinging berlalu begitu saja ketika mereka bercanda-tawa bersama. Mereka sangat senang, dan mereka akan merasakan rindu ketika sekolah diliburkan karena banjir.

Banjir besar kini melanda Ibukota. Ratih bersama Novi (salah satu teman didekat rumahnya) pergi berkeliling mengitari daerah sekolah. Tak disengaja mereka bertemu dengan Novan. Novan hanya memakai celana pendek dan dan kaos berlogo bola menghampiri Ratih. Mereka berbincang-bincang sangat lama. Hingga Ratih lupa akan pulang. Dihabiskannya waktu seharian bersama Novan, setelah jam 5 sore Ratih pulang kerumah dengan hati yang berbunga-bunga.

Banjir telah berlalu, selama 1 minggu lebih sekolah dan kantor diliburkan, kini sudah waktunya semua orang beraktivitas lagi seperti biasa. Setelah mandi pagi, Ratih mendapatkan SMS dari salah satu anggota osis. Isinya SMS itu sangat menyakitkan hati Ratih. Orang itu mengancam Ratih dan berkata "jika anak osis tidak boleh berpacaran dengan orang lain, dia hanya boleh pacaran dengan sesama osis. Semua orang akan mencoba menghancurkan hubunganmu dan Novan, termasuk anak osis". Betapa horornya isi sms itu? Ratih terus memikirkannya.

sudah berbagaicara mereka mencoba menghancurkan hubungan Ratih dan Novan, namun tidak bisa. Tapi kali ini, mereka meng-upload salah satu foto Novan dengan seorang perempuan disalah satu jejaring sosial. Banyak sekali orang yang berkomentar "Mereka berdua cocok ya? Kenapa gak pacaran aja?"  Dan ada juga yang menyindir Ratih dengan berbicara "Jangan gitu dong, diakan udah punya pacar. Awas pacarnya marah, Hahahahah!". Semua orang selalu membahas itu semua dan semua orang selalu menatap Ratih dengan tampang sinis. "Apa salahku? Mereka memperlakukanku seperti ini. Dia tidak membelaku sedikitpun, dia menghilang meninggalkanku sendiri disini bersama luka ini", Ratih selalu berkata seperti itu ketika melihat semua orang memperlakukannya seperti itu. Dia selalu berdoa agar dia cepat lulus dari sekolah itu dan tidak akan bertemu dengan orang-orang jahat seperti itu lagi.

Tepat dipersimpangan kelas, Novan lari dengan membawa hasil karyanya untuk diberikan kepada Ratih. Dia memanggil-manggil Ratih, namun Ratih sedikitpun tak menoleh. Novan berlari mengejar Ratih, sesampainya didepan Ratih Novan berkata, "Bagus gak?, ini buat kamu Rat. Aku membuatnya sendiri. Kamu sukakan?", dengan bahagianya dia menunjukkan hasil karyanya itu kepada Ratih. Namun Ratih malah membuang muka melihatnya. Novan bingung dengannya, dengan sikap Ratih kepadanya. Ratih tidak pernah seperti ini sebelumnya, pasti telah terjadi sesuatu dengannya.
"Kamu kenapa Rat? Kamu marah sama aku?"
Ratih masih diam saja. Dia malah membalikkan badannya kearah belakang. Novan memegang tangan Ratih sambil berkata, "kamu kenapa? Kamu marah sama aku? Cerita Rat, aku salah apa?". Ratih malah pergi meninggalkan Novan sendiri.

Berkali-kali Novan menghubungi Ratih, namun Ratih tidak menjawabnya. Ratih malah menghilang dari kehidupan Novan. Ratih memang mengetahui akun facebooknya Novan. Siang itu dia tidak sengaja telah membuka akun facebook nya Novan. Didalamnya terdapat pesan dari salah satu wanita dari sekolah lain yang telah lama suka dengannya. Novan merespond pesan dari wanita itu. Ratih melihat dengan jelas percakapan mereka itu sangat mesra. Sudah hancur, makin hancur hati Ratih melihat ini semua. Sungguh mereka semua jahat.

Lagi-lagi Novan menghubungi Ratih namun Ratih tak mengangkatnya. Kali ini Novan menelpon, Ratih mengangkatnya. Novan mengajak Ratih untuk bertemu, dia ingin bertanya mengapa Ratih berubah kepadanya. Namun Ratih malah menolak itu semua. Ratih tiba-tiba marah-marah dengannya. Semua amarahnya yang ia tahan selama ini telah ia lontarkan kepada Novan pada hari itu. Akhirnya kata PUTUS pun dilontarkan Ratih kepada Novan. Teleponpun segera dimatikan oleh Ratih. Novan masih saja menelpon Ratih dan Ratih memilih ganti kartu untuk menghindari Novan.

4 bulan berakhir dengan histeris. Kisah cintanya sangatlah rumit. Ratih sangatlah sabar menghadapi teman-temannya itu. Dia juga mengetahui, selama ini jika ia bercerita tentang Novan, disalah satu dari teman-teman dekatnya itu adalah mata-mata dari anak osis. Dia itu musuh dalam selimut. Dia itu sangatlah pintar bersandiwara. Dia juga yang sudah mengadu domba antara Ratih dan anak-anak osis itu. Dia tembok berbicara. Kelihatannya dia diam, tapi aslinya dia akan berbicara kepada semua orang tentang Ratih dan Novan. Betapa jahatnya dia kepada Ratih, perbuatannya sangat memalukan.

Semenjak mereka putus, mereka hilang kontak. Ratih sengaja membuang kartu teleponnya dan menggantinya dengan yang baru. Hampir 2 minggu mereka putus, Ratih melihat Novan dan wanita yang di pesan facebook itu bermesraan berdua diatas motor. "Yah.. dia baik-baik saja. Dia memang baik-baik saja tanpa aku", Ratih sangat kecewa dengan Novan. Sampai sekarang dia masih memendam sakit itu. Betapa sakitnya 1 sekolah membencinya karena Novan. Tapi Novan tidak pernah mengetahui itu. Yang dia tahu, Ratih meninggalkannya dan menghilang darinya. Padahal teman-temannya yang menyingkirkan Ratih dari Novan. Sampai kapan kejahatan itu terungkap? Semua orang sampai saat ini masih menganggap Ratih yang bersalah. Iya bersalah, dia bersalah. Sampai kapan dia akan benar dan dibela? Sampai kapan kebenaran akan terungkap dan berpihak dengannya? Patah hatinya kini membuat dia semangat dalam menjalani kehidupan dan menghadapi kejamnya dunia ini.
Ingatlah... didunia ini masih banyak orang baik. Mereka semua hanyalah sampah yang tak berguna. Berbuat baiklah kepada semua orang dan jangan menyimpan dendam dengan siapapun, karena semua itu hanya akan memperpanjang masalah saja tanpa menguranginya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar